Siapa Bilang Jokowi Itu Kosongan: Makna di Balik Batik Jokowi
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 17 Oktober 2022 08:45 WIB
ORBITINDONESIA - Perhatikan energi yang terpancar dari wajah Presiden Jokowi selama beliau memberikan pengarahan kemarin. Beda 180 derajat dengan wajah Jokowi yang selama ini kita kenal.
Pada pipi dan dagunya seperti terpancar cahaya hitam yg membuat wajah Jokowi jadi terkesan seram.
Ada aura ketegasan Jokowi, sekaligus kekuatan yg "menghakimi."
Sudah pada lihat kan, video saat 500-an Pati dan Pamen Polri dikumpulkan dan dikuliahi langsung oleh Panglima Tertingginya ini?
Lalu sudah lihat gesture dari 500-an Pati dan Pamen itu selama acara berlangsung? Loyo, lesu, gak ada sigap dan tegap-tegapnya.
Lalu waktu berbaris (berjalan) menuju istana dan sepulangnya, tak ada kesan rapi dan nuansa kedisiplinan sama sekali.
Wibawa, power dan kesan "sangar" para petinggi ini seperti tersedot habis oleh kekuatan yang lebih dahsyat.
Baca Juga: Korean Vibes: Konser BTS Yet To Come in Busan secara Gratis, Menjadi Koneser Terakhir
Secara tersirat, jawabannya disimbolkan pada corak batik yang dikenakan oleh Jokowi
* Area bahu, dan dada atas didominasi oleh warna hitam
* 1/5 dada depan berwarna hitam
* 4/5 lagi berwarna merah
Ada motif kembang dengan untaian janur, tapi malah terkesan seperti seekor Naga yang berdiri tegak dan mengaum.
Baca Juga: Jelang Sidang Perdana, Putri Candrawathi Depresi, Ini Kata Pengacaranya
Apa makna dari simbol-simbol di atas? Itulah simbol dari "Wujud Hitam" seorang Avatara Wisnu.
Wisnu itu sebagai pemangku kehidupan, sehari-harinya menampilkan wujud pemelihara, penyayang, dan pembawa kabar gembira. Itulah sisi TERANG dari Wisnu.
Namun Wisnu itu juga merupakan penjaga harmoni, maka di saat ada kekuatan GELAP yg hendak merusak kehidupan, dan sudah tidak bisa ditolerir lagi, maka Wisnu akan merubah wujudnya sebagai sisi GELAP.
Wisnu itu kalau istilah modern nya, seperti "bi-polar". Saat tampil sebagai TERANG, dia adalah cahaya yg menerangi.
Baca Juga: Contoh Naskah Pidato Hari Santri Nasional 2022, Cocok untuk Acara Formal atau Nonformal
Tapi saat tampil sebagai GELAP, dia bakalan lebih gelap dan lebih hitam daripada segala bentuk kegelapan.
Singkatnya: Wisnu yg "bi-polar", dapat tampil sebagai cahaya yang paling terang, sekaligus sebagai kegelapan yang paling gelap.
Dan saat Wisnu tampil dalam mode "Gelap" nya, tidak ada kekuatan hitam yang dapat menahan efek merusak yang sangat destruktif dari kegelapan yg paling gelap ini.
Tapi Wisnu tidak boleh lama-lama tampil dalam mode "Gelap", karena keseimbangan dunia malah bisa runtuh. Seperlunya saja, dan hanya di saat keadaan sudah sangat mendesak.
Dan itulah yang disimbolkan oleh batik Jokowi kemarin:
Mode "GELAP", dengan sosok naga yang menghancurkan.
Lalu apakah Jokowi adalah sosok avatara Wisnu (seperti Krishna), ataukah Jokowi sebatas pembawa sebagian dari kekuatan Wisnu (seperti Balarama/Baladewa)?
Jawabannya silakan Anda renungkan dulu.
Yang jelas, situasi di tubuh POLRI yg sejatinya adalah pengayom dan pelindung masyarakat, sudah sangat genting
Ada kekuatan GELAP yang bermain dan merusak dari dalam. Kekuatan yang harus dihadapi dan dilawan dengan sosok GELAP yang paling GELAP.
Dan itulah yang ditampilkan Jokowi kemarin.
Maka sekali lagi saya katakan, "Siapa bilang Jokowi itu kosongan?"
(sumber anonim di media sosial). ***