Agung Wibawanto: PR Berat Dunia Pendidikan Kita
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Kamis, 04 Mei 2023 13:50 WIB

ORBITINDONESIA.COM - "Buat apa sekolah tinggi-tinggi? Kasihan orangtua yang membiayai, duit dari mana? Ujung-ujungnya juga pasti cari kerja kan? Lulus SMP saya mau menikah terus kerja ke luar negeri jadi TKW. Cari duit, kumpulin duit yang banyak buat orangtua juga, bantu orangtua, kasihan mereka...," ucap Claudia dengan penuh yakin.
Meski hanya cuplikan dialog di sebuah sinetron, namun tetap menjadi hal yang serius dalam pemikiran saya. Mungkin saja dialog tersebut justru "mengutip" dari perbincangan masyarakat di kehidupan sesungguhnya?
Sinetron Dunia Terbalik memang sejak awal sarat menyampaikan pesan moral, tidak sekadar menjual dagelan konyol.
Baca Juga: Fluktuasi Tingkat Kepuasan Terhadap Kinerja Presiden Jokowi, April 2022 Hingga April 2023
Kembali kepada ucapan tokoh Claudia. Yang membikin penasaran penonton, mengapa bu guru Yola tidak memberi jawaban yang bisa "meluruskan" cara berpikir Claudia?
Seperti saat menjelaskan dan mengarahkan cara berpikir anak-anak SD (Jeniper, Debby dan Deni). Dapat dipahami, sang sutradara menghendaki penonton berpikir (jika memang menonton sambil berpikir).
Apa yang disampaikan Claudia adalah persoalan orang dewasa (bukan level anak-anak). Banyak masyarakat yang setuju dengan Claudia, terutama mereka masyarakat kecil, terutama lagi di pedesaan.
Bagi kelas menengah atau orang kota, dapat saja menolak pandangan tersebut, namun pada akhirnya mereka akan dihadapi persoalan yang sama. Sulit mencari kerja dengan gaji yang mencukupi.
Baca Juga: Selama Idul Fitri, KPK Terima Ratusan Laporan Gratifikasi, Nilainya Capai Rp 240 Juta!
Sementara tokoh Akum pernah menyampaikan bahwa sekolah bukan untuk mencari uang, melainkan agar pintar dan bermanfaat buat orang banyak (saat berdebat dengan Dadang).