Mengenal Namazu, Mahkluk Mitologi Jepang yang Menginspirasi Anime Suzume no Tojimari Hingga Sukses di Dunia
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Sabtu, 18 Maret 2023 22:27 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Meski sudah tayang di bioskop lebih dari sepekan, anime Suzume no Tojimari belum berhenti membuat penggemar terkesima.
Pasalnya, anime Suzume no Tojimari mengandung banyak hal menarik yang sulit diungkapkan oleh kata-kata.
Salah satu yang menarik dari anime Suzume no Tojimari adalah adanya mahkluk cacing tanah atau worm penyebab bencana gempa bumi dan tsunami.
Ternyata, keberadaan cacing tanah dalam anime Suzume no Tojimari ntidak asal dibikin oleh Makoto Shinkai, sang sutradara.
Cacing tersebut sebenarnya terinspirasi dari mahkluk mitologi Jepang, yakni Namazu.
Lantas, apa dan bagaimana Namazu yang menjadi inspirasi anime Suzume no Tojimari tersebut? Simak penjelasannya sampai habis di artikel ini.
Baca Juga: Cacing Tanah di Anime Suzume no Tojimari Ternyata Terinspirasi dari Namazu, Apa Itu
Namazu adalah mahkluk mitologi asal Jepang yang berwujud ikan lele raksasa, yang hidup di dalam Bumi.
Namazu sangat dihormati oleh sebagian masyarakat Jepang dan termasuk salah satu kearifan lokal masyarakat setempat.
Dilansir dari abstrak skripsi berjudul "Kearifan Lokal dari Mitos ”Namazu” sebagai Penyebab Gempa Bumi di Jepang" yang ditulis Risnawati dari Universitas Sumatera Utara (USU), Namazu adalah makhluk mitologi berupa ikan berukuran besar yang ada di bawah tanah.
Baca Juga: Begini Kondisi David Latumahina Usai 25 Hari Dirawat Intensif, Jutaan Doa Terus Mengalir Tiada Henti
Makhluk ini dikaitkan dengan gempa bumi di Jepang tepatnya di sekitar Danau Biwa, Chikubushima dan kemudian menyebar di wilayah Kanto.
Mitos namazu muncul pada Oktober tahun 1855 seiring dengan gempa besar yang mengguncang kawasan Edo.
Gempa menewaskan ribuan orang. Dari peristiwa tersebut, Dewa Khasima telah berusaha keras untuk menahan Namazu dengan batu raksasa.
Baca Juga: Hary Tanoesoedibjo Targetkan Perindo Raih 10 Persen Suara Nasional dan Menang di NTB Pemilu 2024
Gambaran Namazu dikenal sejak abad kelima belas, namun hanya pada akhir abad kedelapan belas ia menjadi terkait dengan bencana alam.
Pada periode Tokugawa (1603-1868) Namazu itu adalah dewa sungai yang terkait dengan banjir atau hujan deras.
Dia bertindak sering sebagai firasat bahaya, memperingatkan orang-orang dari malapetaka yang akan segera terjadi atau menelan naga air berbahaya, mencegah bencana lebih lanjut.
Naga itu adalah simbol yang sangat tua dan kuat, diimpor dari Tiongkok, dan dianggap sebagai penyebab utama berbagai jenis bencana, termasuk gempa bumi.
Selama abad ke-18 Namazu raksasa secara bertahap menggantikan naga dalam perannya sebagai pembuat kejahatan.
Perubahan dari naga ke Namazu ini kecil, karena naga juga dikaitkan dengan air dan sungai.
Oleh karena itu dianggap terkait erat dengan mitos Namazu.
Selama abad ke-19 dan terutama setelah gempa Edo (Tokyo modern) pada tahun 1855, kesalahan Namazu dianggap lebih merupakan penghukuman terhadap keserakahan manusia, karena diyakini bahwa Namazu dengan menyebabkan malapetaka memaksa orang untuk mendistribusikan kekayaan mereka sepenuhnya.
Namazu dikenal sebagai yonaoshi daimyojin, “dewa pembetulan dunia”.
Baca Juga: Doa Pilihan untuk Menyambut Bulan Puasa Ramadhan 2023 Lengkap dengan Bahasa Arab, Latin, dan Artinya
Namazu dipercaya hidup di bawah tanah yang berada di Provinsi Hitachi yang saat ini dikenal dengan Ibaraki di utara Tokyo.
Satu batu bernama Kanameishi menahan Namazu agar tidak bergerak.
Berat batu lama-kelamaan tidak bisa lagi menahan gerak Namazu, sehingga Dewa Khasima harus menekan terus batu itu.
Namun setiap bulan kesepuluh tiap tahunnya, Khasima harus ke selatan Jepang bertemu dengan para dewa lainnya.
Tugas menjaga Namazu diserahkan kepada Dewa Ebizu (Dewa keberuntungan).
Akan tetapi, Dewa Ebizu tidak mampu menahan gerak Namazu.
Mitos namazu muncul karena pengaruh kebudayaan Tiongkok dan kepercayaan kepada para Dewa.
Selain itu mitos Namazu juga muncul karena masyarakat Jepang zaman dahulu mengamati perilaku abnormal pada Namazu sebelum terjadinya gempa bumi dan tsunami.
Dengan adanya mitos Namazu tersebut, masyarakat Jepang akan lebih berhati-hati.
Karena mitos Namazu tersebut adalah sebagai penanda bahwa akan terjadinya gempa bumi.
Setelah adanya mitos Namazu tersebut, masyarakat Jepang dapat menjaga hubungan dengan ekosistemnya (lingkungannya), baik itu manusia dengan manusia, manusia dengan hewan, maupun manusia dengan Tuhannya (Dewanya).
Hal inilah yang membuat masyarakat Jepang bekerjasama melakukan ritual atau memberi sesembahan untuk Dewa Khasima agar sang Dewa selalu menjaga alam supaya tidak terjadinya bencana gempa bumi.
Dilihat dari salah satu fungsi kearifan lokal yaitu kearifan lokal sebagai petuah, kepercayaan, sastra, dan pantangan.
Kearifan lokal dari mitos Namazu dikaitkan dengan gempa bumi dan hubungannya terhadap Manusia, Alam dan Dewa.
Apabila pemilik rumah meletakkan lukisan Namazu di dinding rumah, maka kebahagiaan pun akan berpihak kepadanya.
Baca Juga: 5 Fakta Menarik Anime Suzume no Tojimari, Selain Menampilkan Bencana Juga Ada Hewan Mitos
Karena masyarakat Jepang menganggap Namazu itu adalah Dewa.
Kemudian di depan rumah di letakkan bebatuan agar tidak terjadi sesuatu yang sangat membahayakan pemilik rumah.
Informasi yang menarik bukan untuk menambah wawasan kamu? Semoga bermanfaat.***
Dapatkan informasi menarik lainnya dari ORBITINDONESIA.COM di Google News.