DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

EG dan DEG Ancam Kesehatan Anak, PDUI Minta Masyarakat Bijak Pilih Kemasan Pangan yang Aman

image
Ilustrasi kemasan obat yang mengandung EG dan DEG

Nah, asam inilah yang menurutnya bisa mengganggu keseimbangan asam basa dalam tubuh si anak, sehingga menyebabkan kondisi yang disebut asidosis metabolik atau ketidakseimbangan asam basa di dalam tubuh.

Karena terjadi asidosis metabolik ini, lanjutnya, asam glikolat yang terbentuk saat EG dan DEG tertelan juga diubah menjadi oksalat.

“Oksalat ini kemudian berikatan dengan kalsium membentuk kalsium oksalat. Nah, inilah yang kalau jumlahnya banyak dan menumpuk bisa bikin gangguan dari organ tubuh di otak, paru-paru, ginjal, dan sebagainya,” katanya.

Baca Juga: Wahyu Sutono: Heru Budi Hartono Bukan Sekadar Lanjutkan Pekerjaan Anies

Jadi, katanya, EG dan DEG itu tidak hanya menyebabkan gangguan ginjal saja, tapi juga syaraf dan paru-paru.

Untuk gangguan syaraf, menurutnya, keracunan EG dan DEG ini sama dengan keracunan etanol yang gejala-gejalanya adalah mengantuk, linglung, gelisah, bicara melantur, dan disorientasi seperti orang mabuk.

Keracunan EG dan DEG ini juga memiliki gejala mudah capek saat berlari, nafas terengah-engah dan pendek, serta sesak nafas.

Selain itu juga terjadi perubahan tekanan darah, bisa tinggi atau malah bisa rendah, dan denyut jantungnya menjadi sangat cepat tidak beraturan. Kalau untuk gangguan ginjalnya, gejalanya adalah mual, muntah, kencingnya berkurang dan tidak bisa buang air kecil.

Baca Juga: Film Mangkujiwo 2 Sedang Tayang di Bioskop, Simak Sinopsis dan Para Pemainnya

“Nah, kenapa yang lebih disorot itu ke gangguan ginjalnya, karena gejalanya yang ke ginjal itu lebih spesifik, jadi mungkin itu yang lebih mudah terlihat sama dokter,” tuturnya.

Chaterine mengatakan PDUI sangat peduli terhadap masalah EG dan DEG ini. Karenanya, menurut dia, PDUI juga ikut melakukan edukasi terkait EG dan DEG ini kepada setiap pasien saat datang berobat ke dokter, dan juga melalui pos pelayanan terpadu (Posyandu).

“Kita lebih bergerak dari segi sosialisasi di masyarakat. Kita selalu menyarankan agar masyarakat harus lebih bijak memilih pangan dan kemasan pangan yang aman,” tukasnya.

PDUI juga berharap edukasi mengenai bahaya EG dan DEG ini dilakukan di lingkungan sekolah. Menurut Chaterine, hal itu mengingat banyak juga guru-guru yang kurang paham soal zat-zat kimia berbahaya yang ada dalam pangan dan kemasan pangan.

Halaman:
1
2
3

Berita Terkait