Megawati, Politisi Terkuat di Indonesia yang Kerap Salah Dimengerti
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Selasa, 24 Januari 2023 08:10 WIB
Setelah kejatuhan Suharto tahun 1998, PDI diubah oleh Megawati menjadi PDI Perjuangan, dengan lambang partai yang baru dan ikut dalam Pemilu 1999 yang bertumpu pada kekuatan massa rakyat.
Di tahun itu pula PDI Perjuangan memperoleh suara terbesar yang rekornya belum terpecahkan sepanjang masa reformasi 33,75%, bisa dibayangkan betapa massifnya pendukung Sukarno dalam politik di Indonesia.
Karakter Megawati yang irit bicara dan tidak mudah didekati media dibaca oleh lawan politik yang tiba-tiba muncul menantang Megawati dalam bursa pencalonan Presiden di tahun 2004, Susilo Bambang Yudhoyono.
Tim SBY membaca Megawati punya kelemahan dalam komunikasi dengan media. Maka sepanjang tahun 2004 terjadi semacam operasi media besar-besaran, yang ditengarai berada dibawah kendali SBY untuk melakukan ‘pembunuhan karakter’ terhadap Megawati.
Baca Juga: HOT, Nikita Mirzani Ultimatum Bunda Corla Kembalikan Uang Saweran Rp100 Juta, Jika Tidak Maka...
Operasi pembantaian sosok Megawati melalui media massa yang dilakukan SBY sangat berhasil, dan ini dikontraskan dengan strategi pencitraan SBY yang diangkat habis-habisan oleh tim media-nya.
Dari sinilah Megawati membaca bahwa SBY adalah orang yang tidak bisa dipercaya dan Partai Demokrat bisa dikatakan musuh abadi PDI Perjuangan.
Kemenangan politik Megawati dalam memilih jalan realisme politik terhadap SBY terbukti di tahun 2014. PDI Perjuangan mengalami kemenangan besar sementara Partai Demokrat hancur lebur dan persentase perolehan suara turun drastis.
Hal ini adalah buah kesabaran Megawati dalam membangun partai dengan menjadi oposisi selama 10 tahun pemerintahan SBY. Banyak yang menganalisis bahwa sampai kapanpun PDI Perjuangan akan sulit melakukan persekutuan politik dengan Partai Demokrat karena karakter SBY itu.