Syaefudin Simon: Yusril dan PBB
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Minggu, 15 Januari 2023 11:15 WIB
Bagi PBB, kata Yusril, Islam dan nasionalisme adalah harga mati. Ia bercerita, di kampungnya, Belitung, ada orang PNI, Muhamad Zain, yang salatnya rajin. Tiap waktu salat jamaah di masjid. Ahli ibadah. Tapi tokoh idolanya Bung Karno.
Sebaliknya ada tokoh Masyumi, namanya Ali, yang gigih berjuang untuk Islam. Tapi salatnya hanya terlihat saat Idul Fitri. Yang lucu, kata Yusril, di kampungnya ada Komarudin, seorang Muazin di masjid. Eh dia ketua Pemuda Rakyat underbouw PKI.
Sayangnya, kata Yusril, kelompok sosialis yang berideologi Marxisme, yang kemudian menjelma jadi PKI ini dibrangus di Indonesia.
Nasib Komarudin pun entah bagaimana. Banyak orang Islam model Komarudin ini. Tergila-gila ideologi sosialis marxisme, lalu berujung pada stigma PKI.
Kenapa ideologi sosialis yang islamis menjadi partai anarkis dan antiislam sejak terbentuk PKI? Prof. Komarudin Hidayat menduga, hal itu terjadi karena provokasi CIA.
Intel CIA, ujar Prof . Komar, menyusup di PKI dan memprovokasi partai sosialis marxis itu agar anarkis dan antiislam. Begitulah dinamika politik Indonesia.
Walhasil, menurut Yusril, di Indonesia ini yang ada hanya dua ideologi partai politik -- Islamis dan Nasionalis. Sosialis sudah masuk liang kubur.
Syaefudin Simon, Kolumnis. ***