DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Agung Wibawanto: Ketika Junjungan Tidak Lagi Berkuasa

image
Bakal Capres dari Partai Nasdem, Anies Baswedan

ORBITINDONESIA - Satu persatu anggota Timses "Yohannies" di Pilkada DKI 2017 kehilangan posisi yang empuk-empuk dan basah di Jakarta.

Ada yang dipecat, diberhentikan dengan hormat dan terpaksa mundur. Ada yang di TGUPP (dibubarkan), di PT KRL Jakarta, Jakpro dan di PT TransJakarta.

Semua itu mereka dapat tanpa memeras keringat sama sekali, tanpa seleksi tanpa persaingan. Kerjanya apa? Tidak ada. Cukup ada nama sebagai Komisaris lalu gaji tiap bulan diterima. Enak ya. Ya tidak perlu iri jika tidak bisa seperti mereka. Syaratnya cuma satu: Menjilat Junjungan.

Baca Juga: Saiful Huda Ems: Mendudukkan Bu Megawati di Tempat Seadil Adilnya

Maka jangan pula ditanya mereka bekerja untuk siapa? Padahal mereka digaji pakai uang rakyat. Mereka mengabdi kepada siapa?

Ya semua sudah pada tahu, seperti juga yang disampaikan Sudirman Said, mengaku terang-terangan mundur untuk menjadi Timses Yohannies menuju 2024.

Saat itu, Sudirman Said mengaku pengunduran diri ini dilakukan lantaran dirinya akan membantu Anies Baswedan dalam Pemilu 2024. Jadi dia akan lebih fokus dan leluasa dalam menjalankan proses politik.

Jelas mereka mendapat kerja mudah dengan gaji besar dari uang rakyat tapi tidak mengabdi kepada rakyat. Jika bekerja atau mengabdi pada rakyat, ya selesaikan tugas dan tanggungjawab sesuai jabatan dengan kerja keras. Bukannya mengikuti Junjungan kemanapun dia pergi.

Baca Juga: Lirik Lagu Butter dari BTS yang Dinyanyikan oleh Rhoma Irama di Panggung HUT Indosiar

Orang seperti Sudirman ini, udah lah gak tahu lagi apa ideologi di kepalanya. Padahal dia sekolega dengan Anies sebagai menteri di kabinet kerja Jokowi dulu. Kemudian diberhentikan.

Lalu pula sama-sama jadi kandidat cagub, Anies di Jakarta dan menang, sementara Sudirman di Jateng dan kalah.

Posisi mereka sama, lha kok maunya Sudirman menjadi "anak buah" Anies? Inilah politik pragmatis, yang ada di benak mereka hanyalah kekuasaan, bukan pengabdian kepada bangsa negara dan rakyat Indonesia. Jadi, receh banget kan orang berlomba menjadi kandidat itu?

Bukan karena suatu ide yang besar visi yang jauh ke depan untuk kemajuan bangsa dan kesejahteraan rakyat.

Baca Juga: Ternyata Begini Alasan Rhoma Irama Nyanyikan Lagu Butter dari BTS Sampai Viral di Medsos

Tujuannya hanya sekadar, nanti kalau menang maka kita bagi-bagi jabatan dan posisi ya. Itu saja. Maka perpolitikan tanah air akan semakin busuk karena banyak orang seperti Sudirman.

Menjadi petualang politik yang rakus jabatan. Saat Junjungannya berkuasa di DKI, dia diberi jabatan dan posisi yang enak. Kini Junjungan sudah tidak punya kekuasaan di Jakarta dan ingin mengadu nasib jadi bacapres 2024, dia pun ikut ngintili agar gak ketinggalan gerbong.

Kalaupun kalah, saya yakin mereka masih tetap berkumpul menjadi oposan dengan kedok akademik yang bisa jadi pula bikin partai sendiri.

Orang yang bukan pemimpin dan tidak kreatif, selamanya hanya menjadi follower, mengais rempah kekuasaan Junjungannya saja. Rendah sekali bagi saya, tidak ada kedaulatan sama sekali.

(Agung Wibawanto) ***

Berita Terkait