Para Ulama Kredibel yang Membolehkan Mengucapkan Selamat Natal
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 06 Januari 2023 21:45 WIB
“Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”
Kedua, Syeikh Said Ramadhan Al-Buthi. Ulama besar asal Suriah itu membolehkan mengucapkan ‘Selamat’ pada dua kelompok ahlul kitab, Yahudi dan Kristen, ketika hari raya mereka.
Bahkan, seorang muslim juga dibolehkan menta'ziyahi (menghibur) mereka saat terkena musibah. Ulama yang getol menghalau radikalisme Islam itu mencontohkan negerinya sendiri.
Baca Juga: Yang Sedang Butuh Pekerjaan, Ada Lowongan Kerja di PT Surganya Motor Indonesia (Planet Ban)
“Kami di Siria, tempat kelahiran agama-agama, pusat peradaban, tempat perjumpaan gagasan kemanusiaan dan cahaya toleransi, menghargai seluruh penduduk dengan segala perbedaannya untuk menyampaikan Selamat Natal.”
Ketiga, Syeikh Mushtafa Ahmad al-Zarqa. Ulama besar asal Suriah itu juga membolehkan mengucapkan selamat Natal.
Ahli fikih itu bahkan menganggap mengucapkan selamat atas kelahiran Isa al Masih adalah hal yang baik dan etika dalam pergaulan sosial.
“Islam tidak melarang tindakan ini. Apalagi Isa Al-Masih dalam keyakinan Islam adalah rasul besar dan salah satu ‘Ulul Azmi’ yang sangat dihormati,” kata Syeikh al-Zarqa.
Baca Juga: Taslim Syahlan: Dalam Relasi Antarumat Beragama, Ada Beberapa Perilaku yang Jadi Pemicu Konflik
Keempat, Gus Dur. Natal disebut dalam al-Quran di salah satu ayat surah Maryam. “Kedamaian atas diriku pada hari kelahiranku.”