Dr Kurtubi: Menjelang Kenaikan Harga Minyak Dunia, Indonesia Butuh Kenaikan Produksi Minyak Sekarang Juga
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Minggu, 01 Januari 2023 14:45 WIB
ORBITINDONESIA - Target lifting (produksi minyak yang siap jual) dari SKK MIGAS tahun 2030 adalah 1 juta bph. Naik dari lifting saat ini di akhir tahun 2022 yang hanya sekitar 600 ribu bph.
Sudah selama dua dekade, lifting minyak turun dari sekitar 1.5 juta bph pada tahun 2000, sebelum UU Migas No.22/2001 berlaku. Di mana UU Migas ini selain menciptakan sistem tata kelola yg ribet ruwet tidak ramah investor.
Juga 17 pasalnya sudah dicabut Mahkamah Konstitusi termasuk membubarkan BP Migas yang sekarang berubah nama menjadi SKK Migas. Kedua lembaga ini terbukti GAGAL selama dua dekade untuk mempertahankan produksi minyak nasional. Kini SKK Migas menjanjikan produksi baru akan naik pada tahun 2030 nanti.
Baca Juga: Keren, ada musik kasidah di Konser Christmas Manado
Sekarang, ada kebijakan baru dari Putin yang ingin melepaskan diri dari kungkungan jebakan harga ekspor minyaknya yang boleh diekspor ke negara-negara NATO dengan harga murah $60/ bbls.
Di mana sebelumnya negara-negara NATO menghentikan import minyaknya dari Rusia sebagai dampak dari agresi/operasi militer Rusia atas Ukraina.
Berlaku mulai Februari 2023 Presiden Rusia sudah mengeluarkan Kebijakan untuk menghentikan semua ekspor minyaknya ke negara-negara NATO di Eropa yang harganya dipatok murah $60/bbls oleh AS dan NATO.
Tak ayal lagi kebijakan Putin ini akan menyebabkan berkurangnya pasokan minyak dunia sebesar jumlah minyak yang dijual Rusia ke Eropa Barat sekitar 5 juta bph.
Baca Juga: Akan Ada Autobots Baru di Film Transformers Rise of the Beasts, Ini Dia Penampakannya!
Akibat kebijakan Putin ini, akan terjadi pengurangan supply minyak yang signifikan ke Eropa Barat dan akan mendorong harga minyak dunia berpeluang untuk naik secara signifikan melejit di atas $100/bbls.