DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Ketika Anak Bertanya, Berdosakah Bergaul dengan Teman Nonmuslim

image
Ilustrasi toleransi dan anak bergaul dengan nonmuslim

ORBITINDONESIA - Salah satu orang tua bertanya, “Anak saya sering saya ajarkan pelajaran-pelajaran dasar keislaman, seperti rukun iman, rukun Islam, nama-nama malaikat, nama-nama nabi dan rasul, nama-nama kitab Allah dan agama-agama yang ada di dunia, dosa dan pahala dan lain sebagainya.

Kemudian seiring berkembangnya waktu, ia mulai bertanya-tanya hal-hal yang bersifat mendasar yang ia alami. Salah satunya, "Mah, apakah aku berdosa jika bermain bersama temanku yang nonmuslim?"

Saya meminta kesempatan kepada anak saya untuk diberi waktu agar bisa menjawabnya. Kira-kira bagaimana jawaban sederhana yang bisa saya beri kepada anak saya?”

Baca Juga: Pusi Esai, Ketidakadilan Sosial, Kultur Pop, dan Ibu Kota Baru

Perkembangan anak dari tahun ke tahunnya memiliki peningkatan yang berbeda, baik dari aspek fisik, kognitif, bahasa, dan sosial emosional.

Prinsip perkembangan satu anak dengan yang lainnya pada dasarnya berbeda-beda, dipengaruhi oleh faktor bawaan seperti temperamen ataupun lingkungan.

Sebagaimana kata Najeela Shihab dalam Keluarga Kita: Mencintai dengan Lebih Baik (2017: 52), memahami perkembangan anak berarti sensitif terhadap kebutuhan anak, menerima hal-hal yang menjadi keunikan anak, dan bersikap positif dalam meresponsnya.

Aspek kognitif merupakan perkembangan bentuk berpikir sejak lahir sampai dewasa yang meliputi kemampuan mengingat dan belajar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

Baca Juga: Kisah Nabi Sulaiman, Semut dan Cacing Buta

Anak sudah mulai mengomentari ragam budaya dan pandangan biasanya kala ia sudah berusia 8 tahun.

Halaman:
1
2
3
4

Berita Terkait