DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

SMRC: Nasdem Belum Efektif Menyerap Suara Pemilih Anies Baswedan

image
Anies Baswedan capres Nasdem

 

ORBITINDONESIA - Partai Nasional Demokrat atau Nasdem belum efektif menyerap pemilih Anies Baswedan. Demikian temuan survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC). 

Temuan itu dipresentasikan Prof. Saiful Mujani dalam program ’Bedah Politik bersama Saiful Mujani’ yang bertajuk ”Anies Bantu Elektabilitas Nasdem?” yang disiarkan melalui kanal Youtube SMRC TV pada Kamis, 10 November 2022.

Survei ini dilakukan secara tatap muka setelah deklarasi Nasdem untuk mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden, 3 sampai 9 Oktober 2022.

Baca Juga: Piala Dunia 2022, Gareth Bale Masuk Dalam Skuad Wales

Hasilnya menunjukkan bahwa dalam simulasi lima nama, Anies mendapatkan dukungan 23,6 persen.

Sementara Ganjar Pranowo didukung 30,5 persen suara, Prabowo 25,7 persen, Puan Maharani 5,1 persen, dan Airlangga Hartarto 2,4 persen. Masih ada 12,7 persen yang belum menyatakan pilihan.

Survei ini menemukan bahwa dari total 23,6 persen pemilih Anies, hanya 12 persen di antaranya yang menyatakan memilih Nasdem.

Perolehan suara Nasdem dari pemilih Anies sama dengan dukungan pemilih Anies pada PDIP (12 persen), Gerindra (12 persen), dan Demokrat (11 persen). “Suara Anies terdistribusi hampir merata di banyak partai,” jelas Saiful.

Baca Juga: Lowongan Kerja Terbaru 2022 di PT Summarecon Agung Tbk Butuh Staff Admisi

Distribusi suara Anies yang paling banyak terjadi pada PKS. Partai ini mendapatkan sekitar 20 persen pemilih Anies.

PKS yang paling diuntungkan oleh suara Anies, walaupun partai ini belum melakukan deklarasi mendukung Anies sebagai calon presiden mereka.

Sementara ini, kata Saiful, Nasdem belum mengambil keuntungan atau belum terlihat cukup menonjol untuk mampu menampung suara pendukung Anies.

“Nasdem tidak berbeda dengan Gerindra dan PDIP, bahkan kalah oleh PKS dalam menarik suara Anies,” jelasnya.

Baca Juga: Piala Dunia 2022, Amerika Serikat Rilis Skuad Terbaiknya

Dalam simulai tiga nama, urutan perolehan suara tidak banyak berubah. Ganjar mendapat 32,1 persen suara, Prabowo 27,5 persen, dan Anies 26 persen.

Dalam simulasi tiga nama, suara Anies tetap lebih banyak ditarik oleh PKS, 18 persen, disusul PDIP 13 persen, Gerindra 12 persen, Nasdem 11 persen, dan Demokrat 10 persen.

Jumlah suara PDIP, Gerindra, Nasdem, dan Demokrat dari pemilih Anies tersebut tidak berbeda signifikan. “Empat partai ini seimbang dalam menarik suara Anies,” kata Saiful.

Saiful menyimpulkan bahwa dalam dua simulasi, 5 dan 3 nama, suara Anies paling banyak diserap oleh PKS. Sementara Nasdem, walaupun sudah mendeklarasikan Anies, belum efektif menyerap suara pemilih Anies.

Bahkan PKS yang mendapatkan suara terbanyak dari pemilih Anies hanya berbeda sekitar 5 persen dari yang diperoleh PDIP. Ini, menurut Saiful, membuktikan bahwa pemilih Anies berafiliasi ke partai-partai yang tidak mencalonkannya.

Baca Juga: Timnas Indonesia U20 Tantang Tim Prancis Dalam Turnament Costa Calida Super Cup

Ini menunjukkan bahwa karakteristik pemilih Indonesia ditandai dengan ikatan antara pemilih presiden sangat longgar dengan partai politik.

Menurut Saiful, ketiga nama teratas sebenarnya memiliki perolehan suara yang seimbang. Prabowo dan Anies bahkan mendapatkan dukungan yang tidak berbeda secara statistik.

Dia menambahkan bahwa dukungan 23,6 persen pada Anies dalam simulasi lima nama atau 26 persen dalam simulasi tiga nama adalah jumlah yang cukup besar, angka ini jauh lebih besar dari dukungan pada partai-partai politik.

Angka ini bahkan hampir tiga kali lipat dari suara Nasdem di parlemen saat ini yang mencapai 9,1 persen. Karena itu, jika Nasdem mendapatkan setengah saja dari suara Anies, angka itu sudah sangat besar untuk partai tersebut.***

 

 

 

Berita Terkait