DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

IARC dan WHO: BPA Tidak Menyebabkan Kanker

image
ilustrasi BPA yang antara lain ada di kemasan galon polikarbonat, dinyatakan IARC aman dan tidak sebabkan kanker.

Okeh karena itu EFSA memperbolehkan plastik polikarbonat (yang banyak digunakan untuk galon air minum isi ulang) untuk digunakan sebagai kemasan makanan minuman.

Sementara itu pada jurnal ilmiah Genetics, baru-baru ini mempublikasikan penelitian kelompok peneliti dari Harvard Medical School, yang menunjukkan bahwa BPA bisa dinetralisir oleh zat coenzyme Q10 (CoQ10).

CoQ10 secara alamiah mampu diproduksi oleh tubuh manusia, juga ditemukan pada makanan berbahan daging sapi dan ikan.

Baca Juga: Lowongan Kerja Terbaru 2022 di Super Air Jet Butuh Pramugari dan Pramugara

Anggota DPR Komisi IX dari Fraksi PDIP Rachmat Handoyo menyatakan, rencana Badan Pengawas Obat dan Makanan untuk merevisi Peraturan BPOM Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan, khususnya pelabelan Biosphenol-A (BPA) pada Air Kemasan Galon, tidak ada urgensinya bagi rakyat.

Dr. Nugraha, Dosen dan Peneliti di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center Institut Pertanian Bogor (IPB) mengemukakan, bahwa rencana pelabelan BPA ini akan menimbulkan mispersepsi pada konsumen, seolah kemasan plastik lain di luar polikarbonat terkesan aman.

“Padahal BPA ada dimana-mana tidak hanya di galon polikarbonat, ada di kemasan kaleng, bahkan di botol bayi, itu juga harus dilabeli semua,” ujarnya.

Berdasarkan sebuah penelitian, kata Dr. Nugraha, kandungan BPA justru terbanyak ada pada kemasan makanan kaleng.

Baca Juga: Hasil Liga Inggris: Menang Tipis Atas Chelsea, Arsenal Kembali ke Puncak Geser Manchester City

Yakni, dengan hampir 90% bahan enamel pada kaleng merupakan hasil polesan epoksi yang bahan bakunya adalah BPA.

Upaya menetapkan aturan label BPA menurutnya seperti membuat persepsi bahwa kemasan dengan label BPA free sudah aman.

Halaman:
1
2
3
4

Berita Terkait