Psikiater Dokter Irmia Kusumadewi: Penyintas COVID 19 Berpotensi Idap Gangguan Kecemasan Berlebih
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Rabu, 02 November 2022 14:29 WIB
ORBITINDONESIA - Dokter spesialis kedokteran jiwa (psikiater) dari RSUPN Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr. Irmia Kusumadewi, Sp.KJ(K) mengingatkan bahwa penyintas COVID 19 berpotensi mengalami kecemasan dengan menunjukkan beberapa gejala.
Menurut Irmia Kusumadewi, kecemasan penyintas COVID 19 karena mereka pernah menjalani isolasi yang membuat hubungan dengan lingkungannya terputus.
Irmia menjelaskan gejala kecemasan yang mungkin dialami oleh penyintas COVID-19, di antaranya gejala fisik seperti jantung yang berdebar-debar dan keringat dingin.
Baca Juga: Lowongan Kerja Terbaru 2022, di BPJS Kesehatan Butuh Staff Hukum, Regulasi Dan Pemeriksaan Kepatuhan
Selain itu, kata Irmia, ada perubahan perilaku seperti takut untuk beraktivitas di luar rumah, curiga berlebihan terhadap lingkungan sekitarnya, sangat menjaga jarak dengan orang lain, sampai keinginan untuk mencuci tangan terlalu sering.
"Sebenarnya gejalanya sama dengan kecemasan pada umumnya, tapi isu di dalam pikirannya terkait dengan COVID-19. Jadi berdebar-debarnya sama, gejala lainnya juga sama," kata Irmia seperti dikutip OrbitIndonesia dari Antara.
"Dia selalu khawatir jangan-jangan saya kena COVID-19 lagi, jangan-jangan saya sudah menularkan COVID-19. Apalagi, selama perawatan mengetahui ada tetangga yang meninggal karena COVID-19 misalnya, dia khawatir jangan-jangan akan mengalami seperti itu. Jadi kekhawatirannya berlebihan," lanjut dia.
Untuk mengatasinya, kata Irmia, pasien penyintas perlu diajak untuk relaksasi dengan tetap berkegiatan rutin dan melakukan aktivitas lainnya yang bermanfaat agar energi, pikiran, dan perasaan terkuras pada aktivitas tersebut.
Baca Juga: Lowongan Kerja Terbaru 2022, di Bank Mandiri Taspen Butuh Officer Development Program
"Termasuk olahraga juga, karena olahraga itu membuat semua aliran darah menjadi lebih baik dan memperbaiki pikiran kita. Tapi, kalau (kecemasan) sudah sangat mengganggu kegiatan, kita bisa memberikan obat agar dia menjadi lebih tenang. Jadi, pergi ke psikiater," kata Irmia. ***