DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

BPOM Harus Transparan, Yang Menyebabkan Kematian Adalah Etilen Glikol Bukan BPA

image
Ilustrasi galon PET mengandung Etilen Glikol yang seharusnya diperhatikan BPOM

Ini lebih berbahaya dibanding BPA yang tidak pernah menimbulkan kematian.

Bahaya Etilen Glikol dan Dietilen Glikol yang digunakan pada proses pembuatan kemasan Plastik PET ini lebih jelas dan nyata dibanding bahaya BPA yang belum ada kesepakatan bulat diantara para ahli.

“Kalau saya melihat memang ada gap atau semacam kesenjangan dimana kemudian saya melihat ini yang menjadi bagian dari pembenahan tata kelola BPOM, karena kan pada akhirnya publik juga yang jadi korban,” kata pengamat kebijakan publik Trubus Rahardiansyah di Jakarta, 21 Oktober 2022.

Baca Juga: Lagu Lift Me Up oleh Rihanna Jadi Soundtrack Film Black Panther: Wakanda Forever

Alasan BPOM ingin menyematkan label BPA dalam galon isi ulang lantaran diyakini dapat menyebabkan infertilitas, gangguan kesehatan pada janin, anak dan ibu hamil.

Namun, BPOM belum melakukan penelitian spesifik terkait dampak tersebut. Pelabelan itu didorong dengan hanya mengacu pada survei BPOM terhadap AMDK galon, baik di sarana produksi maupun peredaran.

BPOM juga mempertimbangkan tren pengetatan regulasi BPA di luar negeri. Artinya, tanpa melakukan penelitian khusus.

Sikap berbeda ditunjukan BPOM saat disinggung keberadaan etilen glikol dalam air galon kemasan polyethylene terephthalate (PET) atau galon sekali pakai berbahan PET. BPOM hingga saat ini masih bungkam terkait hal tersebut, kritik Trubus.

Baca Juga: Berwisata Akhir Pekan Bernuansa Sejarah ke Museum Sumpah Pemuda Jakarta

International Agency for Research on Cancer (IARC) yang merupakan Lembaga bagian dari WHO belum mengklasifikasikan Bisfenol A (BPA) dalam kategori karsinogenik pada manusia.

Halaman:
1
2
3
4
5
6

Berita Terkait