Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana di Indonesia pada 28 Desember 2025

ORBITINDONESIA.COM - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merangkum sejumlah kejadian bencana dan penanganan bencana yang dilakukan oleh pemerintah daerah setempat pada periode hingga Minggu, 28 Desember 2025 pukul 07.00 WIB. Peristiwa banjir dan angin kencang akibat cuaca ekstrem mendominasi di sejumlah daerah.

Laporan pertama yang tercatat adalah cuaca ekstrem yang terjadi di Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Sabtu, 27 Desember 205, pukul 14.30 WIB. Kondisi ini diawali dengan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang.

Sedikitnya 17 unit rumah di dua desa di Kecamatan Kadungora, yaitu Desa Cikembulan dan Desa Neglasari terdampak. Kejadian ini juga mengakibatkan 22 Kepala Keluarga  (KK) atau 73 jiwa terdampak.

Merespons peristiwa ini BPBD Kabupaten Garut menerjunkan tim untuk meninjau lokasi terdampak dan melakukan asessment tingkat kerusakan rumah yang terdampak. Selain itu, BPBD juga membantu warga membersihkan material runtuhan atap rumah pascakejadian.

Beralih ke wilayah lain, yakni Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Bencana banjir melanda wilayah tersebut pada Sabtu setelah dipicu oleh hujan dengan intensitas lebat yang mengguyur wilayah Lombok Tengah pada pukul 12.13 WITA.

Akibat peristiwa ini sebanyak 386 KK di Desa Persiapan Awang, Kecamatan Pujut terdampak. BPBD Kabupaten Lombok Tengah telah menerjunkan tim ke lokasi terdampak guna merespons peristiwa tersebut.

Sementara itu, di wilayah Kalimantan Selatan, banjir melanda empat kabupaten dan kota di waktu yang hampir bersamaan. Peristiwa pertama yang tercatat terjadi di Kabupaten Balangan setelah hujan mengguyur wilayah tersebut sejak Jumat, 26 Desember 2025, yang mengakibatkan meluapnya air sungai dan menggenangi permukiman warga.

Ketinggian muka air yang mencapai satu meter ini berdampak di tiga kecamatan yakni Tebing Tinggi, delapan desa di Kecamatan Awayan, dan tiga desa di Kecamatan Halong. Sebanyak 102 KK atau 264 jiwa terdampak. Banjir juga menggenangi dua akses jalan penghubung antar desa.

Merespons kejadian ini BPBD setempat telah melakukan kaji cepat dan menerjunkan tim gabungan guna mengevakuasi warga. Selain itu pembentukan posko induk tanggap darurat juga telah dilakukan bersamaan dengan itu, pendistribusian air bersih, pembersihan sampah pascabanjir, dan pelayanan kesehatan juga dilakukan.

Kabupaten lainnya di Kalsel yang dilanda banjir adalah Kabupaten Hulu Sungai Selatan, pada Sabtu sekitar pukul 15.02 WITA. Akibat banjir ini sedikitnya empat kelurahan dan tiga desa di Kecamatan Kandangan dan Kecamatan Loksado terdampak. Berdasarkan pendataan yang dilakukan oleh BPBD setempat sebanyak 2.946 unit rumah di dua kecamatan tersebut terdampak.

BPBD Kabupaten Hulu Sungai Selatan telah melakukan sejumlah upaya penanganan mulai dari kaji cepat, evakuasi warga terdampak, dan mendistribusikan bantuan paket sembako kepada warga terdampak. Hingga saat ini tim BPBD masih melakukan pemantauan di lokasi terdampak.

Banjir juga terjadi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, pada Jumat pukul 20.00 WITA. Banjir ini dipicu oleh kenaikan debit air di beberapa sungai di wilayah setempat akibat hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur. Akibatnya, permukiman warga yang berada dekat dengan bantaran sungai terendam banjir dengan tinggi muka air mulai dari 1 hingga 2 meter.

Sedikitnya 283 KK atau 785 jiwa di delapan desa dari empat kecamatan ini terdampak. Guna merespons peristiwa ini, BPBD Kabupaten Hulu Sungai Tengah telah melakukan evakuasi terhadap warga yang terdampak banjir. Hingga Sabtu, tinggi muka air di sejumlah desa telah mengalami penurunan.

Selanjutnya masih di wilayah Kalimantan Selatan, banjir juga melanda Kota Banjarbaru akibat luapan air sungai. Akibatnya permukiman warga di Kelurahan Sungai Tiung, Kecamatan Cempaka terdampak.

Sebanyak 96 KK atau 131 jiwa terdampak akibat banjir yang melanda. Untuk merespons peristiwa ini BPBD setempat telah menurunkan tim reaksi cepat di lokasi terdampak dibantu dengan UPT Damkar, relawan Tagana, dan Puskesmas Cempaka.

Merespons berbagai kejadian bencana hidrometeorologi basah tersebut, BNPB mengimbau kepada masyarakat untuk selalu memantau informasi cuaca dan peringatan dini dari sumber resmi, menjaga kebersihan lingkungan terutama saluran air, serta menyiapkan kebutuhan darurat seperti dokumen penting, obat-obatan, dan perlengkapan evakuasi.

Apabila terjadi hujan lebat berkepanjangan atau kenaikan tinggi muka air, segera tingkatkan kewaspadaan mulai dari keluarga dan lingkungan rumah. Apabila beraktivitas di luar ruang, saat terjadi hujan deras dan angin kencang, diimbau untuk menjauhi pohon-pohon besar yang berpotensi tumbang.

Selain itu, untuk pemerintah daerah diharapkan untuk memperkuat sistem peringatan dini, memastikan kesiapan infrastruktur pengendalian banjir, serta meningkatkan koordinasi lintas sektor dan dengan masyarakat. Edukasi publik, simulasi kesiapsiagaan, dan respons cepat saat kondisi darurat sangat penting untuk melindungi warga dan mengurangi dampak bencana.***