Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana di Tanah Air 23 Desember 2025

ORBITINDONESIA.COM – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) menghimpun laporan kejadian bencana yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia hingga Selasa, 23 Desember 2025 pukul 07.00 WIB. Berdasarkan laporan yang masuk, sejumlah bencana hidrometeorologi basah dilaporkan terjadi sebagai dampak dari curah hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi yang mengguyur sejumlah wilayah.

Salah satu kejadian bencana hidrometeorologi basah tersebut terjadi di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Pada Minggu, 21 Desember 2025 sekitar pukul 16.00 WIB, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai angin kencang melanda beberapa wilayah di Kabupaten Klaten.

Peristiwa ini mengakibatkan terjadinya pohon tumbang serta kerusakan pada sejumlah rumah warga. Adapun wilayah terdampak meliputi Kecamatan Juwiring yang mencakup Desa Bulurejo, Desa Ketitang, dan Desa Taji, serta Kecamatan Karangdowo di Desa Kupang.

Kondisi cuaca ekstrem tersebut berdampak langsung terhadap masyarakat setempat. Tercatat sebanyak 8 Kepala Keluarga terdampak langsung akibat kejadian ini. Kerusakan materiil meliputi 8 unit rumah, 4 unit tempat usaha, 1 jaringan internet yang terdampak, serta 3 akses jalan yang mengalami gangguan.

Menindaklanjuti kejadian tersebut, BPBD Kabupaten Klaten segera berkoordinasi dengan pihak terkait dan melakukan asesmen di lokasi terdampak. Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (TRC PB) BPBD Kabupaten Klaten bersama relawan setempat turut melakukan evakuasi serta penanganan darurat guna memastikan keselamatan warga.

Sejalan dengan upaya penanganan di lapangan, BPBD Kabupaten Klaten juga mengimbau masyarakat untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan, khususnya menjelang puncak musim penghujan. Masyarakat diharapkan dapat mengenali potensi ancaman bencana di sekitar tempat tinggal masing-masing.

Saat ini, status siaga darurat bencana di Provinsi Jawa Tengah masih berlaku berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 100.3.3.1/409 tentang Penetapan Status Siaga Darurat Bencana Banjir, Tanah Longsor, dan Cuaca Ekstrem Tahun 2025/2026 yang berlaku sejak 23 Oktober 2025 hingga 23 Mei 2026.

Selain kejadian angin kencang, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di Kabupaten Klaten juga memicu terjadinya bencana banjir. Peristiwa banjir terjadi pada Minggu sekitar pukul 16.00 WIB dengan ketinggian air berkisar antara 20 hingga 60 sentimeter.

Genangan air merendam permukiman warga serta sejumlah fasilitas umum. Wilayah terdampak meliputi Kecamatan Juwiring di Desa Carikan dan Desa Taji, serta Kecamatan Wonosari di Desa Kingkang dan Desa Gunting.

Akibat kejadian tersebut, sebanyak 35 Kepala Keluarga terdampak langsung. Kerugian materiil yang tercatat meliputi 35 unit rumah terendam, 1 unit fasilitas umum berupa pasar tradisional, 1 unit kantor desa, dan 1 unit ruko. Selain itu, banjir juga mengakibatkan terganggunya 8 akses jalan serta ambrolnya 1 unit tanggul sungai yang berpotensi menimbulkan risiko lanjutan apabila hujan kembali terjadi.

Merespons kondisi tersebut, BPBD Kabupaten Klaten segera berkoordinasi dengan pihak terkait dan melaksanakan asesmen di lokasi terdampak. Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (TRC PB) BPBD Kabupaten Klaten bersama TRC KENCANA setempat, relawan penanggulangan bencana, TNI, POLRI, pemerintah desa, serta warga setempat turut melakukan penanganan darurat dan membantu warga terdampak. BPBD Kabupaten Klaten kembali mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi puncak musim penghujan.

Kebutuhan mendesak dalam penanganan darurat banjir di Kabupaten Klaten meliputi terpal, logistik, serta kebutuhan kebersihan (hygiene kit). Hingga Senin, 22 Desember 2025, kondisi banjir dilaporkan berangsur surut dan situasi masih dalam pemantauan oleh BPBD Kabupaten Klaten.

Sementara itu, dampak cuaca ekstrem juga dilaporkan terjadi di wilayah lain. Di Provinsi Jawa Timur, hujan dengan intensitas sedang yang disertai kiriman air dari wilayah hulu pada Minggu sekitar pukul 06.00 WIB menyebabkan peningkatan debit air Kali Lamong hingga meluap. Luapan tersebut menggenangi sejumlah jalan dan permukiman warga di beberapa wilayah Kabupaten Gresik.

Wilayah terdampak di Kabupaten Gresik meliputi dua kecamatan dengan sembilan desa, yaitu Kecamatan Balongpanggang yang mencakup Desa Dapet, Desa Sekarputih, Desa Wotansari, Desa Karang Semanding, Desa Banjar Agung, dan Desa Pucung, serta Kecamatan Benjeng yang meliputi Desa Lundo, Desa Sedapurklagen, dan Desa Delik Sumber. Dampak banjir mengakibatkan sebanyak 152 Kepala Keluarga terdampak, dengan jumlah rumah terdampak mencapai 152 unit.

Selain permukiman warga, banjir juga berdampak pada sejumlah fasilitas dan sektor produktif. Tercatat 3 unit fasilitas pendidikan, 4 unit fasilitas peribadatan, serta 2 unit kantor balai desa terdampak. Di sektor pertanian, sekitar 101 hektare lahan persawahan ikut tergenang dan berpotensi memengaruhi mata pencaharian warga. Beberapa akses jalan di wilayah terdampak juga mengalami gangguan akibat genangan air.

Dalam upaya penanganan, BPBD Provinsi Jawa Timur bersama BPBD Kabupaten Gresik melakukan asesmen dampak banjir di lokasi kejadian. Pemantauan intensif terhadap ketinggian genangan air serta Tinggi Muka Air (TMA) Kali Lamong terus dilakukan guna mengantisipasi kemungkinan luapan susulan. Hingga kondisi mutakhir pada Senin (22/12), banjir dilaporkan berangsur surut dan situasi masih dalam pemantauan oleh petugas terkait.

Selain banjir, bencana hidrometeorologi lainnya juga dilaporkan terjadi di wilayah Kalimantan Selatan. Pada Jumat (19/12) sekitar pukul 23.00 WITA, angin puting beliung melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Kejadian tersebut mengakibatkan kerusakan pada permukiman warga serta tumbangnya sejumlah pohon di beberapa titik lokasi terdampak.

Wilayah terdampak meliputi empat kecamatan dengan enam desa, yakni Kecamatan Batang Alai Utara di Desa Telang dan Desa Muara Rintis, Kecamatan Limpasu di Desa Hawang, Kecamatan Labuan Amas Utara di Desa Sungai Buluh, serta Kecamatan Pandawan di Desa Kambat Utara dan Desa Kayu Rabah. Dampak kejadian ini menyebabkan sekitar 59 Kepala Keluarga atau 62 jiwa terdampak, dengan proses pendataan masih terus dilakukan. Desa Sungai Buluh tercatat sebagai wilayah dengan jumlah terdampak paling signifikan.

Kerugian materil sementara tercatat sekitar 59 unit rumah terdampak dengan rincian 4 unit rumah rusak berat, 9 unit rumah rusak sedang, dan kurang lebih 46 unit rumah rusak ringan. Selain kerusakan bangunan, kejadian ini juga mengganggu aktivitas masyarakat akibat adanya pohon tumbang di sejumlah titik.

Sebagai langkah penanganan awal, BPBD Kabupaten Hulu Sungai Tengah segera berkoordinasi dengan instansi terkait serta melaksanakan asesmen atau kaji cepat di lokasi kejadian. Tim di lapangan melakukan penanganan darurat dengan membersihkan pohon tumbang guna memulihkan akses dan memastikan keselamatan warga. Hingga kondisi mutakhir pada Senin, seluruh pohon tumbang telah berhasil dibersihkan dan penanganan dampak bencana masih terus dilakukan oleh BPBD Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

BNPB mengimbau kepada masyarakat untuk tetap meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan, terutama dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi basah yang masih berpeluang terjadi seiring dengan tingginya intensitas curah hujan. Masyarakat diharapkan dapat memantau perkembangan cuaca, menjaga kebersihan lingkungan, memastikan fungsi drainase berjalan optimal, serta segera melaporkan kepada pihak berwenang apabila terjadi kondisi darurat. ***