Puluhan Pelajar SMAN 1 Mendo Barat “Natak Sejarah” ke Toboali
ORBITINDONESIA.COM - Sebanyak 97 pelajar dan guru SMA Negeri 1 Mendo Barat melaksanakan kegiatan Natak Sejarah dan wisata edukatif di wilayah Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, Selasa, 9 Desember 2025.
Program Natak Sejarah ini merupakan bagian dari upaya sekolah menghadirkan pembelajaran kontekstual yang dekat dengan realitas sejarah dan budaya daerah. Kegiatan ini dipandu Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Bangka Selatan, serta berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bangka Selatan.
Rombongan memulai perjalanan dengan mengunjungi tiga situs sejarah utama: Masjid Al-Ihsan Toboali, Gedung Nasional Toboali, dan Benteng Toboali.
Di setiap lokasi, para pelajar mendapat penjelasan langsung dari Pamong Budaya, Dwiki Ogi, mengenai nilai historis dan konteks perkembangan Bangka Selatan—mulai dari jejak dakwah dan arsitektur Masjid Al-Ihsan, aktivitas kebangsaan di Gedung Nasional, hingga rekam kolonial dan cerita perjuangan yang tersimpan di Benteng Toboali.
Kepala SMA Negeri 1 Mendo Barat, Sri Wantoro, M.Pd., menegaskan pentingnya pembelajaran sejarah yang lebih dekat dan nyata bagi para pelajar.
“Penting bagi pelajar untuk mengetahui sejarah bangsa, karena dari situlah terbentuk jati diri dan kecintaan terhadap daerah. Natak Sejarah ini sekaligus mendukung program sekolah kami sebagai sekolah wisata sejarah dan budaya, yang bertujuan memperluas wawasan pelajar melalui pengalaman langsung,” jelasnya.
Selain mengunjungi situs sejarah, rombongan juga menyambangi beberapa objek wisata populer di Toboali, seperti Himpang 5 Habang, Batu Belimbing, dan Pantai Kelisut.
Kedatangan rombongan SMAN 1 Mendo Barat mendapat apresiasi dari Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bangka Selatan, Andre Taufiqullah.
“Toboali memiliki banyak situs bersejarah yang menjadi saksi perjalanan daerah ini. Kami sangat mengapresiasi kunjungan SMAN 1 Mendo Barat. Pengenalan sejarah lokal kepada generasi muda adalah langkah penting menjaga keberlanjutan warisan budaya,” ungkapnya.
Melalui rangkaian kegiatan ini, para pelajar diharapkan melihat sejarah bukan sekadar materi pelajaran, melainkan bagian penting dari identitas diri dan daerah. Pembelajaran berbasis pengalaman lapangan membantu menumbuhkan pemahaman historis, apresiasi terhadap warisan budaya, serta kepedulian untuk melestarikan kekayaan lokal Bangka Selatan.
Program Natak Sejarah ini menjadi bukti komitmen sekolah dalam mendorong pendidikan yang relevan, kreatif, dan berbasis kearifan lokal—sekaligus memperkenalkan potensi wisata Toboali yang menyatu dengan narasi historis dan budaya masyarakatnya.
(Oleh Zulaikha) ***