Sektor Energi Wilayah Aceh Berangsur Pulih Pascabencana Banjir dan Longsor
ORBITINDONESIA.COM – Banjir dan longsor di Provinsi Aceh telah mengakibatkan dampak signifikan terhadap sektor energi, seperti bahan bakar minyak (BBM) dan Liquefied Petroleum Gas (LPG). Per hari Sabtu, 6 Desember 2025, kondisi tersebut berangsur-angsur pulih.
Perwakilan Pertamina Regional Aceh Misbah Bukhori mengatakan, perkembangan penanganan ketersediaan BBM dan LPG masih terus dilakukan di lapangan. Ia menyampaikan, suplai BBM secara umum di wilayah Aceh mengalami peningkatan.
Jalur pengiriman di wilayah Aceh bagian timur, seperti Aceh Tamiang, yang sebelumnya terkendala akses jalan, kini sudah dapat dilewati. Sebelumnya, situasi tersebut menjadi salah satu kendala. Namun, ini sudah dapat diselesaikan.
Masih di Aceh Tamiang, 3 dari total 7 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) telah beroperasi untuk melayani masyarakat. Sedangkan 4 lainnya, ini masih dalam perbaikan.
“Empat SPBU masih dalam proses perbaikan karena bencana di Aceh Tamiang cukup dahsyat sehingga hampir separuh SPBU terdampak,” ujar Bukhori, selaku Sales Area Manager PT Pertamina Retail Aceh, dalam keterangan pers, Sabtu kemarin.
Lebih lanjut, situasi wilayah Aceh ke utara, seperti Langsa, Aceh Timur, Aceh Utara, sudah seratus persen beroperasi semua.
Di Aceh Barat sampai Aceh Selatan, suplai berjalan normal meskipun di awal kejadian bencana terdapat beberapa jalur yang terkendala. Namun dengan adanya jalur barat, situasi pengiriman sudah kembali normal.
Sedangkan Aceh bagian tengah, seperti Bener Meriah, Aceh Tengah, Gayo Lues, ini relatif masih terisolir.
“Kami tetap berkomitmen dan bersinergi dengan tim terkait, mulai dari Dinas PU untuk pekerjaan pembersihan material lumpur yang terbawa banjir dan longsor, TNI, Polri untuk turut mensuplai. Kami bisa masuk jalur udara BBM dikirim dari Kualanamo dan diturunkan ke Bener Meriah, yang selanjutnya didistribusikan menuju Aceh Tengah,” lanjut Bukhori.
Upaya kerja keras Ini merupakan komitmen untuk membantu pascabencana. Akses yang selama ini terkendala dapat diselesaikan dengan keterlibatan banyak pihak. Oleh karena itu, permasalahan di sektor energi dapat terselesaikan dan BBM serta LPG dapat terdistribusikan ke masyarakat.
Sementara itu, LPG untuk wilayah barat telah berhasil dikirimkan melalui jalur laut. Sumber LPG diambil dari Terminal Arun di Lhokseumawe dan dikirimkan dengan kapal ke Pelabuhan Ulele di Banda Aceh. Selanjutnya LPG sudah dapat diakses oleh masyarakat.
Wilayah timur relatif tidak ada kendala karena terminal utama di Lhokseumawe, SPBM di bagian timur relatif lancar. Ini mensuplai untuk wilayah Bireuen, Aceh Utara, dan Lhokseumawe hingga Subulussalam. Ini menunjukkan suplai energi sudah berjalan 100 persen.
“Jalur tengah beberapa tabung dikirimkan ke Bener Meriah dan Aceh Tengah. Ini sudah dimanfaatkan untuk operasional dapur umur di wilayah Bener Meriah,” ujarnya.
BNPB melihat apabila perbaikan akses jembatan di Bireuen dan Merdeu atau lintas timur dapat dilalui, otomatis wilayah Aceh bagian tengah akan dapat ditempuh sehingga akses tidak lagi menjadi kendala di lapangan.
Dampak Korban Jiwa
Data BNPB hingga Sabtu, jumlah korban meninggal di 3 provinsi, Sumatra Utara, Sumatra Barat dan Aceh mencapai 914 jiwa. Terdapat penambahan jumlah korban 47 jiwa dari hari Jumat sebelumnya. Rincian jumlah korban meninggal di Provinsi Sumatra Utara sebanyak 329 jiwa, Sumatra Barat 226 jiwa dan Aceh 359 jiwa.
Sedangkan total korban hilang mencapai 389 jiwa di tiga provinsi tersebut. BNPB dan berbagai pihak terus mengupayakan untuk operasi pencarian di masing-masing wilayah.
Hingga hari ini, BNPB dan pemerintah daerah terdampak memprioritaskan penanganan pada operasi pencarian dan pertolongan, pemenuhan kebutuhan logistik masyarakat, pembukaan akses jalan darat, pemulihan akses komunikasi, dan pemenuhan kebutuhan energi, khususnya listrik dan BBM.
Terkait dengan pendistribusian logistik di wilayah terdampak, BNPB dan berbagai pihak mengoptimalkan penggunaan helikopter, khususnya untuk menjangkau daerah terisolir. Pengiriman melalui darat dilakukan untuk mencapai titik-titik yang memang dapat diakses melalui jalur darat.***