Christopher Nolan Tolak Permintaan Matt Damon Terkait Penggunaan Jenggot Palsu untuk film The Odyssey
ORBITINDONESIA.COM - Christopher Nolan menolak permintaan Matt Damon terkait penggunaan jenggot palsu untuk film The Odyssey, proyek epik yang sedang digarap dan dijadwalkan tayang pada 17 Juli 2026.
Keputusan tersebut mempertegas identitas sang sutradara yang terkenal dengan pendekatan realistis, minim CGI, serta ketegasan dalam menjaga keaslian detail visual sepanjang produksi.
Damon yang memerankan Odysseus sempat mengusulkan penggunaan jenggot buatan, namun Nolan langsung menegaskan bahwa penampilan raja Ithaca harus didukung dengan rambut wajah asli.
Matt Damon mengungkapkan bahwa dirinya belum pernah memelihara jenggot sepanjang itu sebelumnya. Dalam wawancaranya bersama Empire, ia menyebut adanya tantangan pribadi untuk memenuhi standar visual sang sutradara.
“Saya belum pernah mencoba memanjangkan jenggot sepanjang itu,” ujar Damon sepert dikutip dari Empire.
“Ada sekitar seratus hal yang membuat jenggot saya pasti terpangkas sebelum panjang, mulai dari anak-anak saya," lanjut aktor kelahiran 8 Oktober 1970 tersebut.
Meski ragu soal hasil akhir, Damon memahami bahwa Nolan mengutamakan realisme dalam setiap aspek pengambilan gambar.
“Dia ingin semuanya nyata,” tegas Matt Damon, seolah menyatakan bahwa tidak ada alternatif selain menumbuhkan rambut wajah secara penuh.
Christopher Nolan, yang dikenal luas melalui Oppenheimer, The Dark Knight, dan Interstellar, menjelaskan alasan mengapa jenggot asli menjadi keharusan dalam proses produksi film.
“Saya bukan penggemar wig dan jenggot palsu. Kita butuh tekstur rambut asli, supaya kita bisa menyemprotkan air bertekanan atau melakukan apa pun sesuai kebutuhan adegan," ujar Nolan.
Bagi Nolan, jenggot palsu berisiko mengurangi keaslian visual dan mengganggu imersi penonton dalam cerita yang berakar pada mitologi Yunani. Ketika Damon sempat menawarkan opsi rambut imitasi saat sesi diskusi naskah, sutradara tersebut menolak secara langsung.
Berdasarkan gambaran produksi yang beredar, The Odyssey diproyeksikan menjadi salah satu karya terbesar Nolan sepanjang kariernya. Skala pembuatan film disebut jauh lebih ambisius dibanding judul-judul sebelumnya, termasuk Oppenheimer yang ikut diproduksi dengan format IMAX khusus.
Nolan bahkan bekerja sama dengan jaringan bioskop untuk memfasilitasi pemutaran berformat 70mm demi menjaga kualitas presentasi visual. Upaya besar ini menunjukkan bahwa seluruh elemen dalam film, termasuk detail kecil seperti jenggot pemeran utama, harus memenuhi standar sinematik yang ia tetapkan.
Matt Damon mengakui bahwa proses awal pengerjaan film dimulai dari panggilan telepon langsung dari Nolan. Dalam percakapan tersebut, sang sutradara membuka dengan pernyataan singkat namun penting: “Aku sedang berpikir untuk pergi bekerja.” Damon mengungkapkan bahwa pembicaraan berlanjut selama kurang lebih empat jam, membahas konsep cerita serta skala tantangan produksi.
Di akhir percakapan, Nolan memperingatkan, “Ini akan menjadi film yang sangat berat.” Damon menjawab bahwa ia mengerti, namun Nolan menegaskan ulang, “Tidak, ini akan menjadi film yang sangat berat.” Pernyataan tersebut mencerminkan ekspektasi tinggi sang sutradara terhadap kru dan aktor yang terlibat.
Pengembangan film The Odyssey menunjukkan bahwa Christopher Nolan menempatkan detail sebagai bagian mutlak dalam membangun atmosfer sinematik. Keputusannya menolak penggunaan jenggot palsu pada Matt Damon menjadi bukti bahwa ia lebih mengutamakan fisikalitas asli dibanding kenyamanan produksi.
Ucapan Damon dan Nolan yang saling menguatkan menggambarkan hubungan profesional berbasis komitmen terhadap kualitas tertinggi. Dengan konsep visual besar, penggunaan film IMAX 70mm, serta tuntutan akting realistis, film ini diperkirakan menawarkan pengalaman sinema yang monumental ketika dirilis 17 Juli 2026 mendatang.
Penantian publik semakin meningkat seiring detail produksi yang mencerminkan dedikasi ekstrem khas karya Nolan.
(Sumber: Empire Magazine) ***