Dinas Perpustakaan dan Kearsipan DKI Jakarta: Sumpah Pemuda Bukan Hanya Tonggak Politik Namun Juga Literasi

ORBITINDONESIA.COM - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi DKI Jakarta mengungkapkan, Hari Sumpah Pemuda yang diperingati setiap 28 Oktober bukan hanya tonggak politik tetapi juga kebudayaan dan literasi.

"Karena dari sanalah lahir kesadaran kolektif dan pentingnya membangun narasi kebangsaan," kata Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispusip) Provinsi DKI Jakarta, Nasruddin Djoko Surjono di Jakarta, Selasa, 28 Oktober 2025.

Literasi, kata Djoko, pada kegiatan "Bincang Literasi" tidak hanya tentang membaca dan menulis, tetapi juga menjaga ingatan kolektif agar bangsa ini tidak kehilangan arah.

Di sinilah, peran perpustakaan sebagai media penyimpan karya sekaligus pengetahuan yang diharapkan juga menjadi ruang promosi dan diseminasi karya.

Selain itu, perpustakaan juga dapat berperan untuk mengiklankan literasi dengan memperkenalkan terbitan-terbitan baru kepada masyarakat melalui kegiatan kurasi, bedah buku dan pameran.

Dengan demikian, pelestarian dan promosi literasi berjalan beriringan. Karya tersimpan, juga karya itu hidup, dibaca, dibicarakan, didiskusikan dan diapresiasi oleh publik.

"Di era literasi ini, manusia berbudaya ini meninggalkan karya dan karya tersebut diserahkan ke perpustakaan akan hidup lebih lama daripada usia penciptanya," kata Djoko.

Dia mengemukakan menulis adalah bekerja untuk keabadian. Sedangkan membaca dan melestarikan karya tulis adalah cara menjaga keabadian bangsa.

Dalam sejarah peradaban, setiap bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jejak pengetahuannya.

Lalu, dalam setiap karya tulis dan karya rekam tersimpan identitas, nilai intelektual, nilai kebudayaan dan denyut sejarah.

Dispusip DKI Jakarta berkomitmen memperkuat pengelolaan koleksi karya serta berinovasi dengan menyiapkan ruang terpusat dan sistem digitalisasi yang memungkinkan akses lebih luas bagi masyarakat.***