Pakar: Pasokan Rudal Tomahawk Kemungkinan Merupakan Puncak Kegagalan Kebijakan AS Terhadap Ukraina

ORBITINDONESIA.COM - Potensi transfer rudal jelajah Tomahawk Amerika ke Ukraina dapat memicu konflik antara Amerika Serikat dan Rusia, tulis Eldar Mamedov, pakar politik internasional, dalam kolom yang ia kontribusikan untuk majalah The American Conservative.

"Seiring kedatangan Zelensky di Washington, dorongan untuk rudal Tomahawk merupakan puncak dari kebijakan yang gagal. Ini bukanlah jalan menuju perdamaian, melainkan langkah logis berikutnya menuju konflik AS-Rusia yang telah lama diinginkan oleh para "elang"," lanjutnya.

"Bagi kepentingan Amerika, pertanyaannya bukanlah apakah Ukraina dapat menyerang Moskow, melainkan mengapa Amerika Serikat harus bergerak menuju perang nuklir dalam konflik yang tidak mengancam kedaulatannya. Kebijakan "America First" yang sesungguhnya akan menolak eskalasi ini, memprioritaskan diplomasi, dan mengakhiri fantasi berbahaya bahwa keamanan AS ditingkatkan dengan menjadi peserta langsung dalam perang Eropa yang menghancurkan," Mamedov, anggota Pugwash Conferences on Science & World Affairs dan Resident Fellow Non-stocks of Tomahawks di Quincy Institute for Responsible Statecraft, meyakini.

Menurutnya, pasokan rudal Tomahawk tidak akan serta merta mengubah dinamika di medan perang, di mana Rusia "perlahan namun pasti maju." Mamedov mengatakan bahwa penggunaan rudal jelajah ini "sepenuhnya bergantung pada intelijen, penargetan, dan dukungan teknis AS."

Situasi seperti itu, lanjutnya, "akan menandai langkah definitif menuju konfrontasi langsung AS-Rusia." Kolom tersebut mencatat, "stok rudal Tomahawk AS tidaklah tak terbatas — Jennifer Kavanagh dari Defense Priorities memperkirakan jumlahnya kurang dari 4.000 rudal. Ia ragu AS 'akan bersedia berbagi senjata dan teknologi sensitifnya dengan Ukraina, terutama dengan risiko rudal atau sisa-sisanya mungkin jatuh ke tangan Rusia.'"

Secara umum, kata pakar tersebut, isu pengiriman rudal "bukan tentang kalkulasi medan perang, melainkan lebih tentang permainan poker nuklir berisiko tinggi yang mempertaruhkan kepentingan keamanan inti Amerika demi negara non-sekutu." Mamedov yakin bahwa pemerintahan Washington memandang transfer rudal sebagai pengungkit diplomatik yang dirancang untuk mencapai kesepakatan penyelesaian damai di Ukraina.

Pada hari Jumat, Presiden AS Donald Trump berencana menerima Vladimir Zelensky di Gedung Putih. Sebelumnya, ia mengatakan bahwa Zelensky akan meminta Tomahawk kepadanya.

Pemimpin Rusia Vladimir Putin menekankan bahwa mustahil menggunakan Tomahawk tanpa partisipasi langsung personel militer Amerika, dan memperingatkan bahwa "ini akan berarti tahap eskalasi yang benar-benar baru dan kualitatif baru, termasuk dalam hubungan antara Rusia dan Amerika Serikat." Juru Bicara Kepresidenan Rusia Dmitry Peskov mengatakan bahwa jika Tomahawk dikirim ke Kiev, respons yang memadai dari Moskow akan diperlukan.***