Bersama Melawan Phising Kriminalitas Ponsel Dalam Genggaman
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Kamis, 13 Oktober 2022 20:15 WIB
Namun akal-akalan pelaku pasar juga lihai, maka tak urung strategi registrasi dengan identitas bodong masih mungkin terjadi.
Proses registrasi 'kan simpel aja. Yang penting ada nomor KTP dan KK, masukkan ke formatnya dan kirim ke 4444. Selesai tervalidasi di data base Dukcapil, maka registrasi beres dan "kring".
Sistem tidak memverifikasi korelasi antara nama yang terregister dan siapa pemakainya. Apalagi di masa pascaregistrasi awal, negeri ini pernah dilanda booming "bakar-bakaran" nomor kartu perdana.
Baca Juga: Mengungkap Ritual Rebo Wekasan dalam Film Horor Inang yang Tayang Hari ini 13 Oktober 2022
Itu semua demi pencapaian target penjualan paket nomor perdana guna menaikkan jumlah pelanggan. Ironis dan parah sekali.
Ehm, dalam hal kemudahan pakai - buang - dan ganti nomor seluler prabayar, Indonesia memang paradisenya.
Data base Dukcapil sebetulnya terhubung online and real time ke Operator. Teorinya, bila kita menerima telepon dari seseorang yang tidak kita kenal, maka color ID pada jaringan akan bisa menampilkan nama penelepon.
Bila kita menerima WA tanpa nama, kita bisa mengenali pada saat "add" nomor asing itu ke phone book.
Baca Juga: Hasil Liga Champions, Livepool Pesta Gol, Mohammed Salah Hattrick Lawan Rangers
Kenyataannya? Tidak sepenuhnya begitu. Pelanggan akhirnya mencoba melacak via aplikasi antispam semacam Truecaller. Ini sistem preventif yang lumayan efektif.