Pencegahan dan Penanganan Bagi Pasangan Muda yang Radikal
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Minggu, 17 Juli 2022 10:03 WIB
Pertama, kita berdoa agar yang bersangkutan segera mendapatkan hidayah untuk menemukan kembali jalan yang lurus. Sesungguhnya kita hanya dapat berusaha, adapun yang bolak balikkan hati manusia adalah Tuhan.
Kedua, melakukan dialog sebagai upaya disengagement (memisahkan atau melepaskan) dari individu, kelompok maupun narasi radikal baik secara offline maupun online.
Proses disengagement ini paling memungkinkan dilakukan oleh keluarga terdekat seperti orang tua, mertua, paman, bibi dan saudara kandung.
Ketiga, andaikata keluarga dekat sulit mengadakan dialog, dapat dilakukan pendekatan moderasi terhadap pemahaman dengan menggunakan aktor yang dianggap memiliki kedekatan ideologis.
Baca Juga: Soekarno: Imperalis dan Kapitalis Itu Harus Diisap jadi Asap dan Debu
Mantan teroris sangat efektif diajak berdialog dan melakukan moderasi guna mengurangi kadar atau menurunkan tingkat radikalitas mereka, karena, jika dengan ulama dan tokoh di luar kelompok mereka, mereka resisten dan menghindar.
Keempat, jika dialog berhasil, selanjutnya melakukan assessment kepada mereka untuk mengetahui tingkat atau kadar keradikalannya, selanjutnya diberikan vaksinasi yang tepat guna meningkatkan imunitas ideologinya.
Kelima, melakukan pendekatan kemanusiaan dengan menghadirkan keluarga atau orang-orang yang memiliki ikatan emosional dalam diri mereka untuk mengajak kembali pada jalan yang benar.
Pelajaran penting dari kasus pasangan-pasangan muda yang radikal adalah, pentingnya pencegahan dengan melakukan vaksinasi dari virus radikalisme pra nikah.