India Menghadapi Krisis Diabetes: Sedentary Lifestyle dan Obesitas Abdominal
ORBITINDONESIA.COM – India menghadapi krisis kesehatan yang mengkhawatirkan dengan meningkatnya prevalensi diabetes di kalangan populasi dewasa. Hampir 20% orang dewasa berusia 45 tahun ke atas di India kini menderita diabetes, sebuah angka yang diproyeksikan meningkat drastis jika perubahan gaya hidup yang mendesak tidak diadopsi.
Gaya hidup sedentari menjadi pendorong utama di balik krisis ini, membuat jutaan orang terjebak dalam pekerjaan yang mengharuskan mereka duduk dalam waktu lama. Hal ini tidak hanya berkontribusi pada kenaikan berat badan, tetapi juga obesitas abdominal, faktor risiko kritis yang mendorong lonjakan diabetes.
Studi terbaru menunjukkan bahwa individu dalam pekerjaan sedentari 8% hingga 20% lebih mungkin mengembangkan obesitas abdominal dibandingkan mereka yang bekerja dalam peran fisik aktif. Obesitas jenis ini mengganggu fungsi insulin dan meningkatkan risiko diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, dan hipertensi. Selain itu, pandemi COVID-19 dan meningkatnya pekerjaan dari rumah semakin memperburuk risiko ini dengan menurunkan aktivitas fisik incidental.
Konsep 'food noise' atau pikiran yang terus-menerus tentang makanan turut memperburuk situasi, mendorong kebiasaan makan emosional dan berlebihan. Namun, solusi terletak pada perubahan kecil dan berkelanjutan, seperti memecah periode duduk dengan berjalan ringan setiap jam dan memilih makanan sehat. Perusahaan dapat mendukung perubahan ini dengan menyediakan meja berdiri dan mendorong pertemuan berjalan.
Hubungan yang kuat antara budaya kerja sedentari dan epidemi diabetes di India kini tak terbantahkan. Memahami dan mengatasi dampak kebiasaan kerja terhadap kesehatan adalah hal esensial untuk membalikkan tren ini. Bergerak lebih banyak selama jam kerja bukan lagi kemewahan, melainkan kebutuhan untuk melindungi kesehatan jutaan orang dan masa depan bangsa.