Diskriminasi di TSMC: Tantangan Industri Semikonduktor di Amerika
ORBITINDONESIA.COM – David Amiri, seorang ahli keselamatan kebakaran, merasa antusias ketika bergabung dengan TSMC di Phoenix, namun kini menghadapi tuduhan diskriminasi dan lingkungan kerja yang tidak ramah.
Sejak 2021, TSMC, raksasa manufaktur chip asal Taiwan, berusaha mengembangkan pabrik baru di Phoenix, Arizona. Namun, proyek ini dibayangi oleh gugatan hukum yang diajukan oleh 28 karyawan saat ini dan mantan karyawan. Mereka menuduh adanya diskriminasi dan lingkungan kerja yang bermasalah.
Dalam gugatan tersebut, karyawan menuduh TSMC lebih memprioritaskan pekerja asal Asia Timur dan mengabaikan pekerja Amerika. Kejadian seperti verbal abuse dan pengabaian prosedur keselamatan, seperti lockout/tagout, menjadi sorotan utama. Peneliti industri mencatat, isu ini mencerminkan tantangan global dalam mengintegrasikan budaya kerja yang berbeda di tengah ekspansi bisnis internasional.
Para penggugat, seperti Antonio Fisher dan Michelle Bernardo, menggambarkan pengalaman pahit mereka. Mereka merasa suara mereka tidak didengar dan diabaikan. Sementara itu, TSMC membantah tuduhan tersebut dan menyatakan komitmennya untuk menyediakan lingkungan kerja yang inklusif dan aman.
Kasus ini menciptakan preseden penting bagi perusahaan internasional yang beroperasi di Amerika. Bagaimana mereka menyeimbangkan budaya perusahaan dengan hukum lokal akan menjadi ujian nyata. Apakah TSMC dapat menjembatani kesenjangan budaya ini dan memenuhi standar hukum Amerika? Hanya waktu yang akan menjawabnya.