Sony Music dan Tantangan Transformasi Budaya di Tengah Tudingan

ORBITINDONESIA.COM – Sony Music menghadapi tudingan baru terkait budaya kerja bermasalah, meski pimpinan sudah berganti.

Tuduhan terhadap Vanessa Picken, CEO Sony Music Australia dan Selandia Baru, menyusul investigasi sebelumnya yang membebaskannya dari kesalahan. Picken dituduh merendahkan karyawan senior dan membuat pernyataan tidak pantas mengenai cuti melahirkan. Sony Music sudah melakukan investigasi internal, namun klaim baru muncul, termasuk melalui hotline anonim.

Transformasi budaya di Sony Music menjadi fokus sejak pengunduran diri Denis Handlin setelah 51 tahun berkarier. Penunjukan Picken pada 2022 dianggap sebagai 'reset' penting, dengan fokus pada transparansi dan keberagaman. Namun, langkah tersebut menghadapi hambatan serius. Data menunjukkan adanya peningkatan laporan dari karyawan, meski sudah ada upaya perbaikan budaya.

Perubahan budaya perusahaan tidak mudah dan membutuhkan waktu. Picken, sebagai pimpinan perempuan pertama Sony Music, memiliki tantangan berat untuk mengubah citra perusahaan. Namun, transparansi dan akuntabilitas harus menjadi prioritas. Apakah reformasi budaya ini cukup untuk mengatasi masalah yang berakar dalam?

Sony Music sedang berada di persimpangan jalan, mencoba menjembatani masa lalu yang bermasalah dengan masa depan yang lebih inklusif dan transparan. Apakah perubahan ini akan berkelanjutan atau hanya sementara? Masyarakat dan karyawan akan menjadi saksi dari perjalanan ini.

(Orbit dari berbagai sumber, 1 September 2025)