80 Tahun Proklamasi Kemerdekaan RI, Kartika Soekarno Buka Mulut

ORBITINDONESIA.COM - Sangat terkesan pada tulisan Kartika Soekarno, yang Sabtu, 16 Agustus lalu dimuat oleh harian Amsterdam NRC Handelsblad.

Kartika mendesak pemerintah Belanda supaya berdamai dengan masa lampaunya untuk akhirnja mengakui Sukarno sebagai proklamator dan bapak bangsa Indonesia.

Maklum di Belanda Sukarno terus-terusan dianggap sebagai kolaborator Jepang, dan, jang paling lucu, sebagai orang yang merampas Hindia dari tangan Belanda. 

Kartika membandingkan Belanda dengan Inggris, karena Inggris memasang patung Mahatma Gandhi dalam jumlah banyak dan di pelbagai kota bekas penjajah India itu. Begitu pula nama Nelson Mandela yang terpampang di mana-mana.

Nama Sukarno juga terpampang di banjak ibukota negara-negara lain, misalnya Mesir, Maroko, Pakistan dan Kamboja.

Di Belanda sebenarnya sudah banyak digunakan nama Indonesia, seperti Hatta, Syahrir atau Kartini. Nama Sukarno tetap tidak ada.

Tetapi tatkala Amsterdam hendak menamai jalan-jalan di wilayah IJburg yang baru (Amsterdam Timur) dengan nama-nama pejuang antikolonialisme, maka KITLV di Leiden, di bawah direkturnya yang dulu Gert Oostindie, memasang satu syarat: orang-orang yang namanya akan digunakan harus pernah menetap di Belanda.

Kartika tidak ragu lagi, syarat itu dipasang tampaknya untuk menghapus nama Sukarno dari daftar nama tokoh-tokoh yang dapat digunakan. 

Di akhir tulisannya jang rinci dan penuh pertimbangan itu (dan karena itu sangat, amat menarik), Kartika menegaskan dahulu ayahnya tidak berjuang melawan rakyat Belanda, melainkan melawan sistem kolonialisme. Sukarno dan Indonesia harus memperoleh ruang yang memadai dalam ingatan nasional Belanda.

(Sumber: FB) ***