DECEMBER 9, 2022
Internasional

Menlu Mesir, Badr Abdelatty: Gaza Akan Dipimpin 15 Teknokrat Palestina Jika Ada Gencatan Senjata

image
Ilustrasi Jalur Gaza tinggal puing-puing akibat serbuan Israel sejak Oktober 2023. /ANTARA/Anadolu/py

ORBITINDONESIA.COM - Jalur Gaza akan dikelola oleh 15 teknokrat atau profesional Palestina di bawah pengawasan Otoritas Palestina (PA) jika gencatan senjata tercapai, kata Menteri Luar Negeri Mesir, Badr Abdelatty.

Pemerintahan di Gaza “akan dijalankan oleh 15 teknokrat Palestina di bawah pengawasan PA untuk periode sementara enam bulan, dengan penekanan pada kesatuan administratif antara Gaza dan Tepi Barat,” kata Badr Abdelatty dalam konferensi pers di Kairo, seperti dikutip oleh surat kabar milik negara Al-Ahram pada Rabu, 13 Agustus 2025.

Kendati demikian, Badr Abdelatty, diplomat senior tersebut tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Baca Juga: Kemhan RI Kirim Logistik dengan Metode "Air Drop" untuk Warga Gaza, Gunakan Pesawat Hercules TNI AU

Delegasi Hamas tiba di Kairo pada Selasa, 12 Agustus 2025, untuk melakukan perundingan dengan pejabat Mesir mengenai proposal gencatan senjata di Gaza selama 60 hari. Diskusi ini berlangsung saat Israel melanjutkan strategi pendudukan kembali secara bertahap yang telah disetujui oleh Kabinet Keamanannya pada pekan lalu.

“Tujuan utamanya adalah kembali ke proposal awal, yaitu gencatan senjata selama 60 hari, disertai dengan pembebasan beberapa sandera dan tahanan Palestina, serta masuknya bantuan kemanusiaan dan medis ke Gaza tanpa hambatan atau syarat,” kata Abdelatty.

Menurut media Israel, proposal tersebut mengusulkan gencatan senjata selama 60 hari, di mana 10 sandera Israel yang masih hidup akan dibebaskan dalam dua tahap, dan jenazah 18 sandera lainnya akan diserahkan dalam tiga tahap, dengan imbalan pembebasan sejumlah tahanan Palestina serta masuknya bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut.

Baca Juga: Palestina Sambut Baik Pernyataan Bersama 26 Negara tentang Situasi Jalur Gaza

Pada Senin, 11 Agustus 2024, Kepala Otoritas Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa Gaza akan dikelola oleh "pemerintahan sipil non-Israel" setelah pendudukan Kota Gaza.

Netanyahu mengklaim bahwa pemerintahan yang direncanakan akan dijalankan oleh pihak ketiga, “bukan oleh Hamas maupun Otoritas Palestina,” tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Israel menghadapi kecaman yang semakin meluas atas perang genosida terhadap Gaza, di mana lebih dari 61.700 orang telah tewas sejak Oktober 2023.

Baca Juga: Menlu dari 24 Negara Mendesak Agar Bencana Kelaparan di Gaza Diakhiri

Pada November lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan Kepala Pertahanannya, Yoav Gallant, atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Halaman:

Berita Terkait