Bupati Belu Resmi Membuka Program Pengabdian Masyarakat UI “Atambua KITA” Tahun Ketiga
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Rabu, 13 Agustus 2025 05:55 WIB
ORBITINDONESIA.COM — Universitas Indonesia (UI) kembali melaksanakan program pengabdian masyarakat (Pengmas) Atambua KITA (Kolaborasi Intensif untuk Transformasi Bersama) di Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur.
Memasuki tahun ketiga, UI bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Terbuka (UT) melalui Program Pengabdian Masyarakat Kolaborasi Indonesia (PMKI) yang didukung oleh Ditjen Dikti (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi) di bawah Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.
Program ini dilaksanakan dari tanggal 9-24 Agustus dengan mengusung tiga pilar utama: kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur, yang dirancang untuk memberikan dampak berkelanjutan bagi masyarakat di wilayah perbatasan Indonesia–Timor Leste.
Acara pembukaan diawali dengan penampilan tarian Likurai oleh siswa-siswi SMPN Silawan sebagai bentuk sambutan khas masyarakat setempat. Prosesi penyambutan juga ditandai dengan pengalungan dan pemakaian kain tenun selempang khas NTT kepada Bupati Belu, Willybrodus Lay, SH dan perwakilan UI, ITB, dan UT
Hadir dalam kegiatan ini antara lain: Bupati Kabupaten Belu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP4D) Kabupaten Belu, Camat Tasifeto Timur, Perwakilan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain, Perwakilan Yonif RK744/SYB, Kepala Sekolah SMKN 2 Belu, SMPN Silawan, SD Inpres Motaain, SDK Nanaeklot.
Dalam sambutannya, Dr. Raisye Soleh Haghia, M.Hum mewakili Universitas Indonesia, menegaskan komitmen keberlanjutan program.
“Program Atambua KITA menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi lintas sektor dapat membawa manfaat besar bagi masyarakat. Memasuki tahun ketiga, kami berkomitmen menjalankan tiga pilar utama pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur sekaligus menjadikan kegiatan ini sebagai wadah berbagi pengalaman, belajar dari kekayaan sejarah dan budaya Desa Silawan, serta mendorong desa ini menjadi mitra dan desa binaan UI di tahun depan,” ujarnya.
Bupati Belu, Willybrodus Lay, SH, menyampaikan apresiasi atas sinergi dan keberlanjutan program serta dukungan afirmasi pendidikan bagi putra-putri daerah.
“Di perbatasan, kita harus selalu semangat. Program seperti ini harus berkelanjutan agar benar-benar memberi dampak. Desa Silawan adalah desa yang strategis, dan melalui kolaborasi ini saya yakin desa ini bisa berkembang menjadi kecamatan. Setelah pulang dari Belu, bawalah pelajaran yang bisa diterapkan di daerah kalian masing-masing. Kami juga berterima kasih kepada Rektor UI yang telah memberi kesempatan afirmasi kepada siswa-siswi dari Atambua dan NTT untuk masuk UI tanpa jalur tes, sehingga anak-anak dari daerah 3T dapat bersaing di tingkat nasional,” ungkapnya.
Baca Juga: Pameran Pendidikan THEIC 2025 di Jakarta Hadirkan 66 Universitas Ternama Taiwan
Direktur Pengabdian dan Inovasi Sosial UI, Dr. L.G. Saraswati Putri, S.S., M.Hum., menambahkan bahwa program ini adalah bentuk nyata peran perguruan tinggi dalam membangun wilayah strategis.
“UI hadir di perbatasan bukan hanya untuk berbagi pengetahuan, tetapi juga membangun fondasi keberlanjutan. Melalui sinergi pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur, kami ingin memastikan bahwa masyarakat memiliki keterampilan, fasilitas, dan semangat untuk berkembang. Inilah wujud UI sebagai Unggul dan Impactful, menghadirkan dampak yang nyata bagi bangsa,” ujarnya
Selama dua minggu pelaksanaan, kegiatan pengabdian masyarakat mencakup edukasi kesehatan di tingkat SD, SMP, dan SMK; revitalisasi UKS dan perpustakaan dengan pojok baca; pelatihan guru; dukungan infrastruktur panen air; serta skrining kesehatan dasar bagi masyarakat Desa Silawan.
Program ini diketuai oleh Ns. Yudi Ariesta Chandra, S.Kep., M.Sc., Ph.D. (UI) dengan anggota Ns. Indah Permata Sari, Sp.Kep.Kom (UI), Prof. Dr. Rhini Fatmasari, M.Sc. (UT), dan Dr. Susanna Nurdjaman, S.Si., M.T. (ITB).
Program Atambua KITA menjadi bukti nyata kolaborasi strategis antara perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup di wilayah perbatasan. Ke depan, diharapkan program ini dapat menjadikan Desa Silawan sebagai desa mandiri, maju, dan berdaya saing, sekaligus menjadi model pengembangan wilayah perbatasan di Indonesia.***