DECEMBER 9, 2022
Internasional

Otoritas Gaza Mendesak Bantuan via Udara Disetop Karena Timbulkan Korban Jiwa

image
Sejumlah warga membawa kantong tepung dari truk bantuan kemanusiaan yang berhasil masuk ke Gaza melalui pos perbatasan, di Beit Lahia, Jalur Gaza utara, Palestina, 27 Juli 2025. ANTARA/Xinhua/Rizek Abdeljawad/aa.

ORBITINDONESIA.COM - Otoritas dalam negeri Gaza mendesak dihentikannya penerjunan bantuan kemanusiaan via udara, karena justru dapat memperburuk situasi di Jalur Gaza dan menimbulkan korban jiwa baru.

"Menerjunkan bantuan kemanusiaan menyebabkan peningkatan korban jiwa di kalangan masyarakat akibat berdesak-desakan saat saling berebut bantuan. Di beberapa kasus, bahkan ada korban tewas," kata Kementerian Dalam Negeri Gaza dalam pernyataannya, Rabu, 6 Agustus 2025.

"Terlebih, kontainer bantuan yang diterjunkan kerap mendarat di bangunan tempat tinggal dan tenda pengungsian sehingga menimbulkan korban jiwa di kalangan wanita dan anak-anak," menurut kementerian Gaza tersebut.

Baca Juga: Kementerian Kesehatan: Korban Tewas Akibat Kelaparan di Gaza Mencapai 188 Orang, Termasuk 94 Anak

Di tengah kelangkaan pangan akut di Gaza, metode pengiriman bantuan melalui udara menyebabkan kekacauan dan meningkatkan korban jiwa, kata Kementerian Dalam Negeri.

"Satu-satunya cara untuk menghentikan krisis kemanusiaan ini adalah dengan membuka semua titik perbatasan darat demi memastikan bantuan kemanusiaan dan pangan (melalui darat) mengalir tanpa halangan," demikian pernyataan otoritas di Gaza itu.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 23 Juli lalu melaporkan peningkatan pesat kasus kematian akibat malanutrisi di Jalur Gaza.

Baca Juga: Tiba di Jalur Gaza, Tim Medis Darurat MER-C Langsung Bertugas di RS Nasser, Khan Younis

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa malanutrisi akut berdampak pada 10 persen populasi Gaza, sementara lebih dari 20 persen ibu hamil dan menyusui yang diperiksa turut didiagnosis menderita malanutrisi parah.

Ia memperingatkan bahwa bencana kelaparan tersebut semakin memburuk akibat dihentikannya pengiriman bantuan kemanusiaan dan adanya pembatasan akses.

Kemudian pada 26 Juli, pihak Zionis Israel mengizinkan kembali penerjunan bantuan kemanusiaan dilaksanakan oleh negara-negara asing.

Baca Juga: AS Berencana "Ambil Alih" Operasi Bantuan Kemanusiaan Gaza, Cara Israel Dianggap Tak Memadai

Israel diketahui mengelola penyaluran bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza melalui "Yayasan Kemanusiaan Gaza" (GHF) yang didukung Amerika Serikat. Titik penyaluran bantuan oleh GHF difokuskan di wilayah selatan Gaza.

Halaman:

Berita Terkait