DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Saham saham Asia Tersandung, Sedangkan Dollar AS Stabil Karena Lemahnya China

image
Pekerja menghitung uang Dollar Amerika Serikat dan Rupiah di sebuah tempat penukaran uang di Jakarta, Kamis (28/3/2019).

ORBITINDONESIA - Saham saham Asia mencapai level terendah dalam dua tahun ini pada Jumat, 15 Juli 2022, dan menuju kerugian mingguan.

Sementara dollar AS ditetapkan untuk kenaikan minggu ketiga, karena serangkaian kenaikan suku bunga baru di seluruh dunia memperdalam kekhawatiran tentang prospek pertumbuhan ekonomi global.

Taruhan pada kenaikan 100 basis poin dari Federal Reserve AS akhir bulan ini sedikit mereda semalam, karena pejabat Fed mengurangi kemungkinan itu. Meski begitu, pasar obligasi tetap menghargai kenaikan tajam untuk mengerem output.

 Baca Juga: Bakteri Penyebab Kolera Pada Kura kura Telah Menyerang Saraf Warga di Wuhan, China

Ekonomi China mengalami kontraksi tajam dalam data kuartal kedua, yang dirilis pada Jumat. Data menunjukkan, sementara pertumbuhan tahunan juga melambat secara signifikan.

Ini menyoroti korban besar pada berbagai aktivitas, sebagai akibat dari pembatasan COVID yang meluas, yang menyentak produksi industri dan belanja konsumen.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,5 persen pada awal perdagangan ke level terendah dalam dua tahun.

Ini terseret oleh kekhawatiran tentang pasar properti China, di mana ancaman para pemilik rumah untuk menghentikan pembayaran hipotek telah membuat was-was pasar.

 Baca Juga: Serangan Rudal Rusia Tewaskan 23 Orang di Ukraina Tengah, Zelenskyy Mendesak Pengadilan Khusus

Indeks saham utama China datar. Sementara indeks saham properti daratan yang terdaftar di Hong Kong turun lebih dari 2 persen.

Halaman:
1
2

Berita Terkait