DECEMBER 9, 2022
Internasional

Badan PBB UNRWA: Gaza Hadapi Kelaparan Massal yang Dibuat dan Disengaja

image
Anak Palestina di Gaza yang terancam meninggal (Foto: The Washington Post)

ORBITINDONESIA.COM - Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) pada Jumat, 26 Juli 2025, mengatakan bahwa kelaparan massal di Jalur Gaza "dibuat dan disengaja."

Mereka mengatakan bahwa mekanisme distribusi bantuan yang didukung Israel dan AS, yang dikenal sebagai "Yayasan Kemanusiaan Gaza," atau GHF, dibentuk untuk memuluskan "tujuan militer dan politik."

"Kelaparan massal yang disengaja dan terencana. Hari ini, lebih banyak anak meninggal, tubuh mereka kurus kering karena kelaparan," demikian pernyataan tersebut.

Baca Juga: Mengerikan, Kelaparan Massal Melanda Gaza Seiring Meningkatnya Jumlah Kematian Akibat Kelaparan

Mereka menekankan bahwa "sistem distribusi (GHF) yang cacat tersebut tidak dirancang untuk mengatasi krisis kemanusiaan."

UNRWA menekankan bahwa sistem itu "melayani tujuan militer dan politik. Sistem ini kejam karena lebih banyak merenggut nyawa daripada menyelamatkan nyawa."

Badan tersebut menjelaskan bahwa di bawah sistem tersebut, Israel mengendalikan "semua aspek akses kemanusiaan, baik di luar maupun di dalam Gaza."

Baca Juga: Warga Sipil Gaza Kelaparan dan Kehabisan Cadangan Makanan di Bawah Aksi Genosida Israel

Sejak 27 Mei, Tel Aviv mulai melaksanakan rencana penyaluran bantuan melalui "Yayasan Kemanusiaan Gaza," sebuah mekanisme yang didukung oleh Israel dan AS tetapi ditolak oleh PBB dan organisasi-organisasi kemanusiaan besar.

UNRWA mencatat bahwa selama gencatan senjata sebelumnya pada 2025, yang dimulai pada Januari dan kemudian tidak diimplementasikan oleh Israel pada Maret, mereka "membalikkan kelaparan yang semakin dalam."

Badan tersebut menambahkan bahwa "Saat ini, UNRWA sendiri memiliki 6.000 truk bantuan makanan dan medis yang tertahan di Mesir dan Yordania."

Baca Juga: Serangan Keji Israel Tewaskan 20 Warga yang Tunggu Bantuan Kemanusiaan di Jalur Gaza Utara

UNRWA telah berulang kali menyerukan pengaktifan kembali mekanisme distribusi bantuan yang diawasi PBB untuk membantu meringankan krisis kelaparan di Gaza.

Sejak 2 Maret, Israel sudah tidak melaksanakan gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tahanan dengan Hamas serta menutup perlintasan Gaza, sehingga ratusan truk bantuan terdampar di perbatasan.

Israel menolak seruan internasional untuk melaksanakan gencatan senjata dan terus melancarkan serangan brutal di Gaza sejak akhir 2023, sehingga menewaskan lebih dari 59.600 warga Palestina.

Baca Juga: Ratusan Ribu Anak dan Bayi di Gaza Palestina Hadapi Kematian Akibat Kelaparan

Kematian akibat kelaparan melonjak dalam beberapa hari terakhir akibat blokade yang telah berlangsung selama berbulan-bulan dan buruknya distribusi bantuan yang dilakukan oleh lembaga bantuan GHF yang kontroversial.

Pada November lalu, Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk PM Israel Benjamin Netanyahu dan mantan menteri pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantong tersebut.***

Halaman:

Berita Terkait