Dirjen IAEA Rafael Grossi: Iran Siap Lanjutkan Konsultasi Nuklir Secara Teknis
- Penulis : Mila Karmila
- Sabtu, 26 Juli 2025 00:10 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Iran telah mengindikasikan kesiapan untuk melanjutkan konsultasi teknis dengan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), kata Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi, Jumat, 25 Juli 2025.
Dalam kuliah umum di Universitas Nasional Singapura, Rafael Grossi menekankan perlunya kembali ke hubungan kerja yang normal, dengan mengatakan bahwa kerja sama tersebut merupakan persyaratan bagi negara mana pun yang menandatangani Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT).
Tindakan IAEA bukanlah bagian dari kampanye politik melawan Iran, kata Rafael Grossi. Dia mengatakan negara itu memiliki sejumlah fasilitas nuklir dan beragam kegiatan nuklir, dan harus menjaga transparansi terkait semuanya. Transparansi yang tidak memadai dapat menimbulkan masalah, ujarnya.
Baca Juga: Amir Saeid Iravani: Iran Desak PBB Agar Fasilitas Nuklir Israel Juga Diawasi IAEA
Pada 2 Juli, Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengeluarkan dekrit tentang penangguhan kerja sama negaranya dengan IAEA.
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan bahwa Iran tetap berkomitmen pada Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT) dan Perjanjian Pengamanan IAEA, meski undang-undang tersebut menangguhkan kerja sama dengan badan tersebut. Araghchi juga mengatakan bahwa hubungan antara Iran dan IAEA akan berubah.
Pada 13 Juni, Israel melancarkan operasi terhadap Iran, menuduhnya melaksanakan program nuklir militer rahasia. Iran membantah tuduhan tersebut dan membalasnya dengan serangannya sendiri.
Baca Juga: Menlu Abbas Araghchi: Iran Larang Kepala IAEA Masuki Wilayah dan Pantau Fasilitas Nuklirnya
Selama 12 hari, kedua pihak saling serang, yang diikuti oleh AS, yang menyerang fasilitas nuklir Iran pada 22 Juni. Teheran membalas dengan menyerang pangkalan udara AS Al Udeid di Qatar.
Presiden AS Donald Trump mengatakan pada 23 Juni bahwa Israel dan Iran telah sepakat untuk gencatan senjata guna mengakhiri perang.
Iran menyangkal dimensi militer dari program nuklirnya. Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) belum melihat bukti konkret bahwa Iran memiliki program senjata nuklir yang aktif, kata Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi pada 18 Juni.***