DECEMBER 9, 2022
Nusantara

Nestapa Warga Arthera Hill Ekstension, Bekasi Jawa Barat Kerap Diterjang Banjir Setinggi 3 Meter

image
Kondisi terkini Perumahan The Arthera Hill Ekstension di Desa Jayasampurna, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi Jawa Barat yang sepi ditinggalkan penghuni sejak diterjang banjir keenam pada Selasa, 8 Juli 2025. ANTARA/Pradita Kurniawan Syah.

ORBITINDONESIA.COM - Warga Perumahan The Arthera Hill Ekstension Desa Jayasampurna, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi Jawa Barat pasrah dengan keadaan dan memilih meninggalkan kediaman baru mereka setelah kerap diterjang banjir hingga setinggi tiga meter.

"Total ada 400 lebih unit rumah, 300 sudah dihuni dan hanya sebagian kecil saja yang masih bertahan, itu pun karena alasan biaya," kata warga Perumahan The Arthera Hill Ekstension, Adam (33) di lokasi, Jumat,18 Juli 2025.

Adam menyatakan, dalam kurun waktu satu tahun sejak tuntas pembangunan The Arthera Hill Ekstension untuk dihuni, tercatat sudah enam kali banjir melanda perumahan tersebut dan usai banjir terakhir pada, 8 Juli 2025 lalu, mayoritas warga memutuskan pindah sementara.

Baca Juga: BPBD: 14 Warga Mengungsi di Musala Akibat Banjir di Kelurahan Ciganjur, Jakarta Selatan

Warga hingga kini juga masih menunggu tindakan nyata pihak pengembang, PT Prisma Inti Propertindo untuk segera merealisasikan tuntutan mereka yakni relokasi unit, pembelian kembali rumah atau penanganan permanen berupa pemasangan sheet pile beton di bantaran Kali Cikarang.

"Yang bertahan tinggal di bawah 10 persen karena persoalan biaya, sisanya pindah untuk sementara. Artinya warga masih menunggu sampai ada keputusan jelas dan pertanggungjawaban dari pihak developer," ucapnya.

Adam juga mengaku, pihak pengembang telah mengirimkan sejumlah pekerja dan mengerahkan dua unit ekskavator untuk menangani sejumlah titik tanggul yang jebol pada banjir terakhir. Namun, langkah-langkah yang diambil dinilai tidak akan mampu memberikan hasil maksimal.

Baca Juga: Wapres Gibran Tekankan Bendungan Mbay/Lambo di NTT Harus Segera Rampung untuk Pengendalian Banjir

"Berkaca pengalaman banjir sebelumnya, upaya mitigasi saat ini tidak akan mampu menyelesaikan masalah banjir di sini. Kita sudah kasih masukan, salah satunya terkait pembuatan tanggul dengan dinding panel. Saya sampaikan itu tidak akan kuat apalagi fondasi juga tidak kokoh, terbukti jebol kemarin," katanya.

Kondisi ini memaksa Adam memboyong istri dan anak pindah sementara dari kediaman di Blok CB yang baru ditempati pada Januari 2025. Selain rugi materi, psikologis anak turut terdampak akibat mitigasi banjir tidak mampu mencegah bencana yang terjadi berulang kali.

"Kalau materi masih mungkin ada jalan lagi, bisa dicari lagi tapi kalau masalah mental anak itu berat, itu nggak ada harganya," katanya.

Baca Juga: Dua RT Pluit Penjaringan Jakarta Utara Terendam Banjir rob pada Jumat pagi

Warga lain Rudi (36) mengungkapkan sejak menempati rumah di Blok FC pada Juli 2024, banjir telah terjadi sebanyak enam kali. Banjir terparah terjadi Maret 2025 dengan ketinggian mencapai lebih dari 300 sentimeter. "Bedanya cuma sejengkal saja apabila dibandingkan banjir keenam pada 8 Juli kemarin," katanya.

Halaman:

Berita Terkait