DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

SMRC: Sejauh Ini Puan Maharani Titik Lemah Dalam Pasangan Capres

image
Puan Maharani saat mengecek harga kebutuhan pokok di Pasar Pondok Gede, Bekasi

ORBITINDONESIA - Untuk menjadi calon presiden, Puan Maharani tidak kompetitif. Alternatifnya ia menjadi calon wakil presiden.

Tapi kalau dipasangkan sebagai calon wakil presiden dengan calon presiden paling kompetitif sekalipun, Puan Maharani cenderung memperlemah pasangannya.

Demikian hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) bertajuk “Kekuatan Calon Pasangan Capres Cawapres 2024”, yang ditayangkan melalui program ‘Bedah Politik bersama Saiful Mujani’ di kanal YouTube SMRC TV, Kamis, 22 September 2022. Puan Maharani adalah capres lemah dan memperlemah pasangannya.

Baca Juga: Tak Hanya Massimiliano Allegri, Ultras Bianconeri Mencibir Pemain Andalan Juventus

Hasil survei yang dipresentasikan pendiri SMRC, Prof. Saiful Mujani, itu menunjukkan bahwa jika pemilihan presiden hanya diikuti tiga nama: Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Puan Maharani, Prabowo mendapatkan 40,2 persen suara, Anies 27,5 persen, dan Puan 7,8 persen.

Ini menunjukkan, jelas Saiful, dilihat dari preferensi pemilih, Puan tidak kompetitif untuk menjadi presiden.

Bagaimana kalau Puan menjadi calon wakil berpasangan dengan Anies sebagai calon paling kompetitif setelah Ganjar dan Prabowo?

Saiful menyatakan bahwa pasangan capres-cawapres pada Pilpres 2024 maksimal ada empat, dengan catatan PDIP memajukan calon sendiri tanpa berkoalisi dengan partai lain.

Baca Juga: Antonio Conte Bakal ke Juventus, Pemain Tottenham Hotspur ini Bisa Diboyong ke Turin

Kalau PDIP melakukan koalisi, maka kemungkinan maksimal tiga pasangan.

Sebagai calon wakil yang diharapkan memenangkan pilpres, Puan harus dipasangkan dengan calon presiden yang kompetitif: Prabowo atau Anies.

Bila dipasangkan dengan Anies dalam simulasi empat pasangan, Anies-Puan kalah signifikan oleh Prabowo-Muhaimin Iskandar.

Prabowo-Muhaimin mendapatkan 39,3 persen, Anies-Puan 25,6 persen, Andika-AHY 7,5 persen, dan Airlangga-Zulkifli 3 persen.

Baca Juga: Mencari Pengganti Massimiliano Allegri, Legenda Juventus Ini Inginkan Antonio Conte

 “Walaupun belum 50 persen plus, tapi Prabowo-Muhaimin memiliki peluang yang lebih besar dibanding Anies yang berpasangan dengan Puan,” jelas Saiful.

Kalau tiga pasangan, Prabowo-Muhaimin mendapatkan dukungan 41,7 persen, Anies-Puan 26,5 persen, dan Airlangga-AHY 7,5 persen. Dalam simulasi ini, gap antara Prabowo-Muhaimin dengan Anies-Puan makin jauh.

Bila pasangan calonnya hanya dua, dan Puan dipasangkan dengan calon presiden paling kuat setelah Ganjar, yakni Prabowo, melawan pasangan Anies-AHY, maka persaingan sangat ketat.

Artinya, Prabowo mengalami pelemahan dan Anies mengalami penguatan secara sangat signifikan setelah Puan pindah dari Anies ke Prabowo.

Baca Juga: Massimiliano Allegri Diujung Tanduk, Juventus Mencari Pelatih Baru dan Antonio Conte Dikabarkan Balik Lagi

Prabowo-Puan 38 persen, Anies-AHY 36,5 persen. Padahal ketika tiga pasangan Prabowo 41,7% dan Anies-Puan hanya 26,5%.  

Kalau pasangan ini yang maju, Saiful melihat, peluang Anies cukup terbuka untuk memenangkan Pilpres.

Saiful menjelaskan bahwa selama ini Prabowo lebih banyak dikenal oleh publik dibanding Anies.

Jika posisi kedikenalan sama (tahu Puan, Prabowo, Anies, dan AHY), prospek pasangan Anies-AHY lebih bagus dibanding pasangan Prabowo-Puan.

Baca Juga: Kabar Gembira untuk Konten Kreator, Youtube Bakal Rilis Monetisasi Baru Apakah itu

Anies-AHY didukung 48,5 persen sementara Prabowo-Puan 35,8 persen. Sisanya menyatakan belum tahu.

Saiful menyimpulkan bahwa PDIP sulit memenangkan pilpres jika Puan menjadi calon presiden maupun calon wakil presiden.

“Puan Maharani dipasangkan dengan siapa pun tidak cukup membantu PDIP untuk memastikan partai ini akan kembali memiliki presiden nanti,” pungkasnya.

Survei ini dilakukan secara tatap muka pada 5-13 Agustus 2022.

Baca Juga: Layangkan Panggilan Kedua, KPK Minta Lukas Enembe Kooperatif

Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Dari populasi itu dipilih secara random (stratified multistage random sampling) 1220 responden. 

Response rate sebesar 1053 atau 86%. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,1% pada tingkat kepercayaan 95% (asumsi simple random sampling).***

 

 

 

 

 

 

Berita Terkait