DECEMBER 9, 2022
Jakarta

Anggota DPR RI Martin Tumbelaka Desak Aparat Tindak Pelaku Pembubaran Retret Pelajar Kristen di Sukabumi

image
Anggota Komisi III DPR RI Martin Tumbelaka. (ANTARA/HO-DPR)

ORBITINDONESIA.COM - Anggota Komisi III DPR RI Martin Tumbelaka mendesak aparat penegak hukum menindak tegas semua pelaku yang terlibat dalam insiden pembubaran kegiatan retret pelajar Kristen di Sukabumi, Jawa Barat.

"Semua pelaku harus ditangkap dan diproses sesuai hukum yang berlaku," kata Martin Tumbelaka di Jakarta, Selasa, 1 Juli 2025.

Martin Tumbelaka mengecam keras insiden tersebut karena tindakan itu bentuk intoleransi umat beragama. Menurut dia, negara tidak boleh kalah oleh tindakan sekelompok orang yang mencederai kerukunan dan melanggar hukum.

Baca Juga: Gubernur Lemhannas Ace Hasan Syadzily Beri Pembekalan Kepala Daerah di Acara Retret Terkait Geopolitik

Dia menilai tindakan tersebut tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga mencoreng nilai-nilai kebinekaan yang dijunjung tinggi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Menurut dia, hak menjalankan ibadah dan kegiatan keagamaan dijamin oleh konstitusi, tanpa terkecuali.

“Peristiwa ini mencederai prinsip dasar negara kita, Pancasila. Tidak ada tempat bagi tindakan intoleran di republik ini,” kata dia.

Baca Juga: Bupati Gowa, Sitti Husniah Talenrang: Retret Ajarkan Disiplin Kepemimpinan Kepala Daerah

Untuk itu, dia meminta Polri bertindak tegas dan cepat agar kasus ini tidak menimbulkan ketakutan di tengah masyarakat.

Dia juga mendorong Kementerian Agama dan pemerintah daerah turut aktif dalam merespons kasus ini, agar kejadian serupa tidak terulang.

“Kita semua punya tanggung jawab untuk menjaga ruang-ruang toleransi. Jangan sampai pembiaran terhadap kasus seperti ini menormalisasi kekerasan atas nama mayoritas,” kata dia.

Baca Juga: Peserta Retret Kepala Daerah di Akmil Magelang Ikuti Ibadah Sesuai Agama Masing-masing

Sebelumnya, dugaan pembubaran retret pelajar Kristen terjadi di Kampung Tangkil RT 04/01, Desa Tangkil, Sukabumi, Jumat, 27 Juni 2025. Rekaman aksi pembubaran retret tersebut ramai diperbincangkan di media sosial.

Halaman:

Berita Terkait