DECEMBER 9, 2022
Ekonomi Bisnis

John Anis: Pertamina NRE Tertarik Ikut Kembangkan PLTN di Indonesia

image
CEO Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) John Anis memberi keterangan ketika ditemui setelah Groundbreaking Proyek Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi Konsorsium ANTAM-IBC-CBL di Kawasan Artha Industrial Hills (AIH), di Karawang, Jawa Barat, Minggu, 30 Juni 2025. ANTARA/Putu Indah Savitri

ORBITINDONESIA.COM - CEO Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) John Anis menyampaikan ketertarikannya untuk turut mengembangkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Indonesia.

“Iya (tertarik), karena kan kami juga ingin selalu berkontribusi,” ucap John Anis ketika ditemui setelah Groundbreaking Proyek Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi Konsorsium ANTAM-IBC-CBL di Kawasan Artha Industrial Hills (AIH), di Karawang, Jawa Barat, Minggu, 29 Juni 2025.

John Anis menyinggung tentang target pemerintah dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025–2034, yakni membangun PLTN dengan kapasitas 500 MW.

Baca Juga: Air Radioaktif PLTN Fukushima Bocor Hari Rabu, China Menuntut Tanggung Jawab Pemerintah Jepang

Sebagai salah satu perusahaan energi di Indonesia, terlebih yang bergerak di bidang energi baru dan terbarukan, Pertamina NRE berupaya untuk menjadi bagian dari pengembangan PLTN.

“Tentu saja nanti pemerintah yang memutuskan, apakah (Pertamina NRE) akan konsorsium dengan PLN atau lainnya, tidak masalah,” kata John.

Sembari pemerintah menyiapkan regulasi terkait pengembangan PLTN, Pertamina NRE secara paralel melakukan kajian ihwal nuklir, baik dari teknologi yang digunakan, lokasi pengembangan PLTN, maupun sumber energi yang akan digunakan.

Baca Juga: Satgas IAEA Datang ke Jepang untuk Lakukan Peninjauan Kedua Pembuangan Air Radioaktif PLTN Fukushima

Adapun sejumlah negara yang dipelajari oleh Pertamina soal pengimplementasian PLTN-nya, yaitu Rusia, China, Kanada, Swiss, dan Amerika Serikat.

“Jadi, dari pemerintah membahas regulasinya, dari kami mencari teknologinya,” kata John.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa peta jalan pengembangan PLTN sudah dibuat hingga 2034 dengan kapasitas mencapai 500 MW. Sebesar 250 megawatt (MW) akan dibangun di Sumatra dan 250 MW sisanya akan dibangun di Kalimantan.

Baca Juga: China Akan Buka Keran Impor Produk Laut dari Jepang Sesudah Uji Coba Limbah PLTN Fukushima Aman

Indonesia berencana untuk menggunakan teknologi SMR (small modular reactor/reaktor modular kecil) untuk di dua lokasi tersebut.

Halaman:

Berita Terkait