DECEMBER 9, 2022
Jakarta

Pengamat Otomotif, Yannes Martinus Pasaribu: Target Bus Listrik Luar Jabodetabek Perlu Strategi Komprehensif

image
Arsip Foto - Bus listrik melintas di area kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Selasa, 17 Desember 2024. (ANTARA FOTO/YULIUS SATRIA WIJAYA)

ORBITINDONESIA.COM - Pengamat otomotif menilai, target elektrifikasi angkutan umum nasional 2030-2045, utamanya bus listrik adalah hal yang realistis, namun memerlukan strategi komprehensif.

"Pemerintah akan menghadapi tantangan besar pada pemerataan dan kesiapan di luar Jabodetabek sehingga memerlukan strategi yang komprehensif," ujar pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung, Yannes Martinus Pasaribu saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Minggu, 29 Juni 2025.

Yannes mengungkap sejumlah kota-kota besar luar Jabodetabek seperti Bandung, Surabaya, dan Medan sudah mulai menguji coba atau mengoperasikan bus listrik, seiring peningkatan infrastruktur dan dukungan kebijakan yang lebih komprehensif.

Baca Juga: Wali Kota Medan Bobby Nasution Luncurkan 60 Unit Bus Listrik Baru Proyek Mastran BRT

"Penyerapan kendaraan umum listrik dapat merata di daerah di luar Jabodetabek diproyeksikan akan terjadi secara bertahap dan berkelanjutan dalam beberapa tahun ke depan, dengan target signifikan pada tahun 2030, seiring dengan upaya pemerintah dan perkembangan ekosistem pendukungnya," kata dia.

Sementara itu, Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto mengungkap masuknya pemesanan bus listrik saat ini masih berpusat di Jabodetabek.

"Bus listrik yang masuk kebanyakan untuk angkutan umum di Jabodetabek," imbuhnya.

Baca Juga: Dinas Perhubungan Kota Medan Tegaskan 60 Bus Listrik Tidak Rusak Walau Terendam Banjir

Yannes menyebutkan harga bus listrik yang relatif mahal dibandingkan bus konvensional menjadi hambatan utama. Beban investasi awal ini berat bagi pemerintah daerah atau operator swasta.

Masalah lainnya meliputi daya tahan baterai, waktu pengisian lama, serta terbatasnya layanan purna jual dan suku cadang.

Solusi yang ditawarkan Yannes tidak hanya soal subsidi atau insentif.

Baca Juga: TransJakarta Luncurkan 200 Unit Bus Listrik Baru, Beroperasi Mulai Rabu Besok

"Pemerintah juga perlu memikirkan penerimaan masyarakat dan integrasi dengan sistem transportasi yang sudah ada untuk mencapai target elektrifikasi angkutan umum yang ambisius. Tanpa dukungan dan adaptasi dari kedua elemen ini, upaya elektrifikasi akan berjalan pincang."

Integrasi antar sistem transportasi lainnya, menurut Yannes, adalah masalah krusial yang bisa dicapai dengan beberapa solusi, misal sistem tiket terpadu serupa model Jaklingko, aplikasi navigasi yang komprehensif, hingga tata kota yang mendukung mobilitas berkelanjutan.

"Bus listrik tidak bisa berdiri sendiri sebagai entitas baru, melainkan harus menjadi bagian yang mulus dari suatu model jaringan transportasi urban yang lebih luas. Pemerintah dalam hal ini perlu memastikan bahwa rute bus listrik saling terhubung dengan moda transportasi lain seperti KRL, MRT, atau bahkan angkot yg lebih kecil," ujar Yannes.

Halaman:

Berita Terkait