Karto Bugel: BLT yang Untuk Mengimbangi Kenaikan Harga BBM Bukan Produk Asli Cikeas
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Kamis, 22 September 2022 09:20 WIB
Harga minyak dunia yang tinggi melambung di akhir masa jabatannya, tak membuat SBY menaikan harga BBM. Subsidi super besar itu tetap diberikan tanpa pikir panjang hanya karena beliau tahu bahwa pada 2014 nanti dirinya sudah bukan lagi sebagai Presiden.
Baginya, yang penting adalah citra dirinya terus terlihat baik, kerusakan fiskal presiden berikutnya adalah bukan urusannya. Dan itu makin masuk akal manakala dia memang tak memiliki penerima estafet.
Dia terlihat tak mau ambil pusing selama itu bukan urusannya. Dan benar, Jokowi sebagai presiden terpilih langsung dibuat pusing. APBN miliknya kacau balau.
Baca Juga: Menpora Akhirnya Bolehkan Timnas Indonesia Pakai GBK Usai Ketua Umum PSSI Curhat ke Presiden Jokowi
Merasa tak ada pilihan, tak ada cara lain selain satu itu, Jokowi pun menaikkan harga BBM sesaat setelah dia dilantik. Faktanya, tak ada rakyat yang marah atas keputusannya tersebut.
Keputusannya dalam menaikkan harga BBM itu pun serta merta memberi lega ruang fiskal miliknya yang kemarin berantakan. Serta merta dia pun memiliki anggaran dan kemudian mampu membangun infrastruktur negara ini dengan cepat.
"Bagaimana dengan BLT yang adalah ide bapaknya yang kini ditiru oleh Jokowi?"
Program BLT dilakukan pertama kali adalah pada tahun 2005. Dia berlanjut pada tahun 2009 dan kemudian di 2013 dia berganti nama menjadi Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM).
Baca Juga: Piala AFF 2022, Calon Lawan Timnas Indonesia Rekrut Pelatih Baru dari Eropa
Bila melihat tahunnya, itu memang tahun dimana pak SBY sedang berkuasa. Namun benarkah itu berarti adalah juga sama dengan ide pak SBY?