DECEMBER 9, 2022
Ekonomi Bisnis

Guangdong dan Indonesia Jajaki Peluang Baru untuk Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

image
Foto menampilkan diskusi para peserta saat Konferensi Pertukaran Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan China (Guangdong)-Indonesia di Kota Guangzhou, China selatan, pada Rabu, 11 Juni 2025. (Xinhua)

ORBITINDONESIA.COM -- Konferensi Pertukaran Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan China (Guangdong)-Indonesia digelar di Guangzhou pada 10 Oktober lalu dan dihadiri oleh lebih dari 400 peserta.

Berbagai diskusi pada konferensi tersebut berpusat pada tema-tema seperti pembangunan mekanisme kerja sama, kolaborasi rantai pasokan, dan fasilitasi investasi perdagangan, dengan fokus pada potensi kerja sama di bawah kerangka Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) dan penjajakan peluang pengembangan di era baru.

Konferensi ini menekankan pendalaman kolaborasi di berbagai bidang seperti ekonomi digital serta mendorong implementasi praktis sejumlah proyek.

Baca Juga: Muslim di Ningxia, China Merayakan Hari Raya Iduladha: Festival Ini Luar Biasa

Presiden Dewan Provinsi Guangdong untuk Promosi Perdagangan Internasional (Kamar Dagang Internasional Guangdong) Chen Xiaofeng mengindikasikan bahwa volume perdagangan antara Guangdong dan Indonesia diperkirakan mencapai 171,8 miliar yuan (1 yuan = Rp2.264) pada 2024, menandai peningkatan 12,4 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Chen mengatakan bahwa tujuan pembangunan kedua wilayah itu sangat selaras, dengan potensi kerja sama yang signifikan dan prospek yang menjanjikan.

Ke depannya, Dewan Provinsi Guangdong untuk Promosi Perdagangan Internasional akan memanfaatkan sejumlah platform seperti platform daring layanan perusahaan "Yue Chain ASEAN" serta Pusat Layanan Perdagangan dan Investasi Indonesia.

Baca Juga: Menlu China Wang Yi Serukan Peningkatan Dialog Antarperadaban

Dewan itu juga akan meningkatkan mekanisme kolaborasi rantai pasokan internasional antara perusahaan-perusahaan dari Guangdong dan negara-negara ASEAN, mendukung bisnis Guangdong dalam memasuki dan membangun operasi di pasar Indonesia.

Selain terus memperdalam pertukaran dan kerja sama di sektor tradisional, berbagai upaya akan dilakukan untuk memperluas peluang kolaborasi di bidang-bidang kelas atas (high-end) seperti biomedis, material baru, dan energi baru, yang bertujuan untuk membangun rantai ekologi lintas perbatasan yang lebih tangguh.

Dalam sebuah pidato video, Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Scenaider C.H. Siahaan menyatakan harapannya bahwa Indonesia akan sepenuhnya memanfaatkan berbagai keunggulan Guangdong untuk memperluas kerja sama di sektor ekonomi digital dan energi hijau, dan terus meningkatkan perdagangan dan investasi bilateral guna memungkinkan kerja sama ekstensif di antara perusahaan-perusahaan di bawah kerangka RCEP.

Baca Juga: Rute Penerbangan Baru antara Jakarta dan Haikou di China Resmi Diluncurkan

China tetap menjadi mitra perdagangan dan sumber investasi asing yang paling signifikan bagi Indonesia, dengan kemitraan strategis yang komprehensif antara kedua negara yang semakin erat dan mendorong pertumbuhan perdagangan bilateral yang stabil.

Perwakilan bisnis dari kedua wilayah percaya bahwa ada potensi besar untuk lebih memperdalam kolaborasi dalam industri dan rantai pasokan antara Indonesia dan Guangdong.

He Yun, Manajer Umum Pasar Keuangan di Industrial and Commercial Bank of China (Indonesia) Ltd., menyoroti potensi pasar yang luas di Indonesia, yang memiliki populasi yang besar serta pertumbuhan ekonomi yang moderat hingga tinggi.

Baca Juga: Ekosistem Pertukaran Baterai Baru Gerakkan Transformasi Ekonomi dan Hijau di Sektor Truk Berat China

Dikatakan oleh He bahwa sumber daya mineral Indonesia yang kaya selaras dengan pengembangan industri energi baru di China, mengindikasikan peluang kerja sama yang signifikan.

Guo Song, presiden Asosiasi Promosi Perdagangan Guangdong untuk Indonesia, pada bulan lalu memimpin delegasi ke Indonesia untuk berdiskusi.

"Sistem rantai pasokan yang lengkap dari perusahaan-perusahaan China dan Guangdong, berikut talenta dan kemampuan teknologi kami, adalah hal yang mereka butuhkan," katanya.

Baca Juga: Mengapa Perekonomian China Tetap Tangguh Meski Menghadapi Guncangan Eksternal

Guo menekankan bahwa dengan 10.000 lebih pulau, sumber daya kelautan Indonesia masih kurang berkembang, sehingga menghadirkan peluang untuk pemrosesan rantai industri hilir dalam kolaborasi dengan Guangdong untuk menciptakan komplementaritas "sumber daya-teknologi".

Sejumlah rencana telah disusun untuk memperkenalkan teknologi pakan asal Guangdong guna mengembangkan peternakan laut modern di Indonesia.

Sejumlah perusahaan Indonesia menandatangani proyek kerja sama perikanan laut dengan Asosiasi Promosi Perdagangan Guangdong untuk Indonesia.

Baca Juga: Film "Assalamualaikum Beijing 2" Gambarkan Keindahan Ningxia, China

Presiden Jiahe Group Indonesia Lin Yousheng mengatakan bahwa sumber daya Indonesia melimpah namun pengembangan industrinya masih lemah.

Lin menilai Guangdong memiliki kemampuan manufaktur dan inovasi teknologi yang maju, serta jaringan bisnis yang mapan, sehingga memiliki komplementaritas yang kuat. Kerja sama grup ini dengan mitra-mitra dari China berjalan dengan baik, dengan aspirasi untuk menghubungkan lebih banyak perusahaan Indonesia dengan sumber daya rantai pasokan Guangdong.

Dalam konferensi ini juga diluncurkan "Panduan Hukum Investasi untuk Negara-Negara RCEP-Edisi Indonesia," yang menguraikan norma-norma hukum di seluruh rantai nilai investasi.

Baca Juga: ASEAN dan China Jalin Kerja Sama untuk Wujudkan Masa Depan Sejahtera pada 2045

Beberapa profesional bisnis Indonesia menerima anugerah sertifikat ketua kehormatan dari Asosiasi Promosi Perdagangan Guangdong untuk Indonesia. Selain itu, program pertukaran dengan tema "Bersama" (Together) untuk generasi baru pengusaha dari China dan Indonesia secara resmi diluncurkan. ***

Halaman:
Sumber: Xinhua

Berita Terkait