Presiden Korea Selatan Hentikan Siaran Propaganda dengan Pengeras Suara ke Korea Utara
- Penulis : Abriyanto
- Kamis, 12 Juni 2025 00:30 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Presiden Korea Selatan Lee Jae-myung memerintahkan penangguhan siaran propaganda lewat pengeras suara ke arah Korea Utara di wilayah perbatasan untuk meredakan ketegangan dan membangun kembali kepercayaan antar-Korea.
“Presiden menginstruksikan otoritas militer untuk menangguhkan siaran pengeras suara di garis depan yang mengarah ke Korea Utara, efektif mulai pukul 14.00 siang ini,” kata juru bicara kepresidenan Kang Yu-jung kepada wartawan pada Rabu, 11 Juni 2025.
Beberapa jam sebelumnya, militer Korea Selatan mengatakan telah menghentikan siaran propaganda anti-Korea Utara lewat pengeras suara.
Baca Juga: Jakarta Jalin Kerja Sama Produksi Film dengan Korea Selatan, Wakil Gubernur Rano Karno Motornya
Keputusan itu diambil sekitar setahun setelah siaran tersebut dilanjutkan pada Juni tahun lalu sebagai respons terhadap kiriman balon berisi sampah dari Korut.
Menurut Kang, penangguhan itu menunjukkan komitmen pemerintah Korsel untuk membangun kembali kepercayaan dan menciptakan perdamaian di Semenanjung Korea.
Penghentian siaran itu merupakan salah satu janji kampanye Lee terkait isu hubungan antar-Korea sebelum dia terpilih sebagai presiden pada pemilu 3 Juni lalu.
Baca Juga: Lee Jae Myung Resmi Jadi Presiden Korea Selatan Gantikan Yoon Suk Yeol yang Dimakzulkan
Saat mencalonkan diri, Lee juga berjanji akan menghentikan pengiriman selebaran anti-Korut melalui balon udara.
Sebagai presiden, dia menegaskan akan berusaha memperbaiki hubungan dengan Korut, meski negara tetangganya itu belakangan menyebut Korsel sebagai "musuh utama" dan memutuskan semua saluran komunikasi resmi.
"Langkah ini diambil untuk meredakan ketegangan, terutama karena Korea Utara tidak melakukan provokasi besar baru-baru ini," kata Kang. "Tujuannya adalah mengurangi konfrontasi militer dan membuka jalan bagi pemulihan kepercayaan antara kedua Korea."
Dia juga menyebut kebijakan tersebut sebagai "langkah nyata" untuk mengurangi dampak kebisingan yang selama ini dirasakan warga di wilayah perbatasan.