DECEMBER 9, 2022
Kolom

Mengapa Perekonomian China Tetap Tangguh Meski Menghadapi Guncangan Eksternal

image
Sejumlah teknisi mengoperasikan lengan robot untuk memproses komponen-komponen bagi kendaraan energi baru di sebuah perusahaan di Zona Pengembangan Ekonomi dan Teknologi Changxing, Kota Huzhou, Provinsi Zhejiang, China timur, pada 5 Februari 2025. (Xinhua/Tan Yunfeng)

Oleh Xin Ping*

ORBITINDONESIA.COM - Data ekonomi China untuk April dianggap "melampaui ekspektasi" di kalangan para pelaku industri. Salah satu media asing berkomentar bahwa "di tengah konflik perdagangan, China berhasil menghindari perlambatan ekonomi."

Namun bagaimana China mempertahankan stabilitas ekonomi dalam menghadapi tekanan eksternal? Mari kita tinjau dua perkembangan terbaru:

Baca Juga: Penelitian Sebut Tarif AS Akan Picu Krisis Energi di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global

Pada hari yang sama dengan perilisan data tersebut, Huawei mengadakan acara peluncuran produk, memperkenalkan komputer bertenaga HarmonyOS miliknya. Sehari kemudian, Xiaomi mengumumkan produksi massal cip ponsel pintar (smartphone) Xuanjie O1 yang dikembangkan secara independen menggunakan teknologi proses 3-nanometer.

Tidak ada bentuk pengekangan atau penindasan yang dapat mengganggu atau telah mengganggu kemajuan inovasi dan pertumbuhan independen China. Keyakinan dan kemandirian yang tak tergoyahkan inilah yang memungkinkan ekonomi China mencatatkan kinerja di atas ekspektasi pada April.

Inovasi Akar Rumput

Baca Juga: Hotel dan Restoran Dukung Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Promosikan Pariwisata Jakarta di Korea Selatan

Pada awal April, sebuah kunjungan ke Yiwu, Provinsi Zhejiang, yang dikenal sebagai "ibu kota komoditas kecil dunia", mengungkap bagaimana bisnis-bisnis berkolaborasi untuk membangun merek dan memamerkan produk berkualitas tinggi kepada pembeli global.

Beralih dari model produsen peralatan asli (Original Equipment Manufacturer/OEM) ke merek milik sendiri, Yiwu Selection telah meluncurkan gerai-gerai flagship di luar negeri. Saat hari pembukaan pada Januari, gerai debut globalnya berhasil mendapatkan pesanan senilai 120 juta yuan (1 yuan = Rp2.265). Pada Februari, cabang Eropa gerai tersebut dibuka di Venesia, Italia.

Dalam beberapa bulan, inisiatif ini mendongkrak penjualan lebih dari 190 merek Yiwu hingga lebih dari 100 juta yuan, bermitra dengan entitas bisnis di 11 negara.

Baca Juga: Kesulitan Ekonomi Redupkan Perayaan Hari Raya Iduladha Warga Yaman

Banyak eksportir Yiwu berinovasi dan memperluas rantai pasokan untuk memperkuat daya saing. Seperti yang dikatakan seorang pedagang lokal, "Dengan produk berkualitas dan pasar yang besar, kami tidak takut akan gejolak."

Halaman:
Sumber: Xinhua

Berita Terkait