Tugas Moral Macron, Prabowo, dan Palestina Merdeka
- Penulis : Dody Bayu Prasetyo
- Minggu, 01 Juni 2025 01:23 WIB

Oleh Amidhan Shaberah*
ORBITINDONESIA.COM - Palestina merdeka dan berdaulat menjadi obsesi dua pemimpin negara besar, Prancis dan Indonesia. Pada pertemuan di Istana Merdeka Jakarta, Rabu, 28 Mei 2025 Presiden Emmanuel Macron dan Presiden Prabowo Subianto sepakat segera mengakui kedaulatan dan kemerdekaan Palestina. Semua ini perlu dilakukan untuk mempercepat terselenggaranya perdamaian di Timur Tengah.
Dalam joint statement bersama Presiden Perancis Emmanuel Macron, Prabowo menyampaikan bahwa pengakuan Indonesia terhadap Israel tak akan terjadi selama Palestina masih terjajah dan belum berdaulat.
Baca Juga: PM Australia Anthony Albanese Kecam Israel Terkait Blokade Pasokan Bantuan ke Gaza
“Indonesia siap mengakui Israel dan membuka hubungan diplomatik setelah Israel mengakui Palestina,” kata Prabowo di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu. Prabowo menekankan bahwa solusi dua negara adalah cara terbaik mengakhiri konflik yang terjadi di tanah yang dijuluki "The Holy Land" itu.
Indonesia tidak terpengaruh pada langkah beberapa negara Islam di Timur Tengah yang sebagian telah membuka hubuungan diplomatik dengan Tel Aviv. Seperti Mesir, Yordania, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Sudan, Maroko, dan Turki.
Menurut Prabowo, Presiden Macron juga telah menegaskan komitmen negaranya untuk mendesak Israel menghentikan invasi dan operasi militer di Gaza. Prancis juga mempunyai sikap yang sama dengan Indonesia, mendesak Israel membuka akses bantuan kemanusiaan ke Gaza. Paris mengecam sikap keras Israel yang terus memblokade Gaza tanpa menghiraukan kecaman dunia.
Baca Juga: Presiden Dewan Eropa: Israel "Harus" Cabut Blokade Gaza dan Izinkan Bantuan Tanpa Hambatan
"Menyediakan air, makanan, dan obat-obatan serta mengizinkan yang terluka untuk dievakuasi adalah prioritas," kata Macron. Ia menggambarkan situasi di Gaza sebagai "tak tertahankan" dan dunia harus menghentikann kekerasan Israel.
"Kita dapat melihat dengan jelas bahwa beberapa orang (negara) ingin membuat pembentukan negara Palestina menjadi mustahil,” keluh Macron. Padahal, kalau punya niat baik untuk mendamaikan dunia, hal itu sangat mungkin terjadi. Macron menyatakan, mengakui kedaulatan Palestina adalah tugas moral.
“Mengakui negara Palestina merdeka adalah tugas moral dan keharusan politik,” tegas Macron. Ia mendesak semua pihak mendukung hak masyarakat untuk menentukan kebebasan mereka sendiri. Tak terkecuali masyarakat Palestina.
Baca Juga: LSM Swiss Desak Investigasi Lembaga GHF Dukungan AS Penyalur Bantuan ke Gaza
Di pihak lain, ada perkembangan baru di Eropa. Spanyol, Irlandia, dan Norwegia resmi mengakui Negara Palestina merdeka. Slovenia menyusul hal yang sama. Langkah Eropa tersebut disambut hangat oleh Palestina dan dunia internasional. Namun memicu kecaman keras dari Israel.