DECEMBER 9, 2022
Internasional

Trump Dapat Hadiah Jet Mewah dari Kerajaan Qatar, Senator Partai Demokrat: Bahaya Bagi AS

image
Pesawat Boeing 747-8 dari Keluarga Kerajaan Qatar (Foto: Istimewa)

ORBITINDONESIA.COM - Sejumlah Senator Partai Demokrat Amerika Serikat pada Senin, 12 Mei 2025 mengatakan bahwa niat Presiden Donald Trump untuk menerima jet mewah senilai 400 juta dolar AS (Rp6,6 triliun) dari Qatar adalah langkah bahaya bagi AS.

Niat Trump untuk mengubah jet mewah yang merupakan hadiah dari keluarga kerajaan Qatar itu menjadi pesawat resmi kepresidenan AS dinilai para senator Demokrat mengancam keamanan nasional serta bertentangan dengan Konstitusi AS.

"Setiap presiden yang menerima hadiah semacam ini, senilai 400 juta dolar AS, dari pemerintah asing menciptakan konflik kepentingan yang jelas, menimbulkan pertanyaan keamanan nasional yang serius, mengundang pengaruh asing, dan merusak kepercayaan publik terhadap pemerintah kita," kata senator Demokrat Chris Coons, Brian Schatz, Cory Booker, dan Chris Murphy dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Donald Trump: AS Tak Lagi Biayai Layanan Kesehatan Negara Lain

Para senator menekankan bahwa Air Force One (pesawat resmi kepresidenan AS) merupakan simbol kepresidenan dan Amerika Serikat sendiri. Mereka juga mengatakan bahwa Konstitusi AS melarang pejabat terpilih menerima hadiah besar dari pemerintah asing tanpa persetujuan Kongres.

Para anggota legislator AS itu telah berjanji untuk meminta Senat guna membahas masalah tersebut pada pekan ini.

Sebelumnya pada hari yang sama, Trump mengatakan bahwa "bodoh" untuk menolak pesawat gratis dari Qatar dan menyebut kemungkinan hadiah itu sebagai "isyarat yang hebat."

Baca Juga: Presiden AS Donald Trump: Uni Eropa Lebih Nakal Dibanding China

Presiden AS mengatakan dia tidak berencana untuk menggunakan pesawat itu untuk kebutuhan pribadinya setelah masa jabatannya berakhir.

Trump menjelaskan bahwa merawat pesawat kepresidenan yaitu Boeing 747 yang berusia 40 tahun saat ini membutuhkan biaya perawatan yang "sangat besar".

Axios melaporkan bahwa diskusi tengah berlangsung antara Kementerian Pertahanan Qatar dan Pentagon mengenai pengalihan pesawat tersebut ke AS.***

Berita Terkait