DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Mereka Menemukan Cinta dan Menikah dalam Komunitas Puisi Esai

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Aqilah menulis “Menyingkap Retak”, tentang seorang perempuan yang terperangkap dalam kekerasan rumah tangga, bertahan demi anak-anak, lalu suatu hari berkata: cukup.

“Rantai sudah terlepas.
Hari-harimu kembali waras.”

Namun selalu ada keindahan dalam kisah sekeras apa pun, selama ia ditulis dari hati. Selama ia lahir dari perenungan.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Jangan Sampai Indonesia Menjadi Negara Tuan Tanah

-000-

Dalam sejarah, kisah cinta yang lahir dari karya dan komunitas bukanlah hal baru.

Jean-Paul Sartre dan Simone de Beauvoir menjadi contoh. Sepasang filsuf yang cinta dan pemikirannya membentuk sejarah filsafat dan sastra dunia.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Mengenali Tipe Personality, Perjalanan Pulang Menuju Diri

Tahun 1929 di Paris, dua mahasiswa duduk berhadapan di taman kampus École Normale Supérieure. Mereka tengah menanti hasil ujian filsafat nasional. Pemuda berkacamata bundar, dengan wajah kurus tapi mata menyala itu: Jean-Paul Sartre.

Perempuan yang tenang, dengan buku di tangan dan pandangan tajam: Simone de Beauvoir.

Mereka belum tahu, hari itu akan menjadi awal dari cinta yang akan mengubah sejarah pemikiran modern.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Paus Baru di Era Artificial Intelligence

Simone menjadi perempuan pertama yang lulus dari ujian filsafat bergengsi itu. Sartre di peringkat pertama, Simone kedua. Tapi sejak awal, dalam cinta dan pemikiran, mereka berdiri setara.

Halaman:

Berita Terkait