DECEMBER 9, 2022
Internasional

Presiden AS Donald Trump Jalankan Agenda Timur Tengah di Tengah Ketegangan dengan Israel

image
Presiden AS Donald Trump (Foto: ANTARA)

ORBITINDONESIA.COM - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menjalankan kebijakan Timur Tengah yang berbeda dari pemimpin Israel Benjamin Netanyahu, menurut seorang mantan utusan AS, antara lain perbedaan pandangan dalam isu Iran dan serangan brutal Israel di Gaza.

“Saya kira yang kita lihat adalah pengakuan dari pihak Israel bahwa meskipun mereka menyambut baik terpilihnya Trump dan mengira akan mendapat cek kosong untuk menjalankan agenda apa pun, ternyata Trump punya agendanya sendiri,” ujar Frank Lowenstein, mantan utusan Timur Tengah era pemerintahan Obama.

NBC News mengutip pernyataan Lowenstein itu dalam sebuah pengarahan virtual yang diselenggarakan oleh J Street, kelompok advokasi yang menyebut diri pro-Israel dan pro-perdamaian.

Baca Juga: Di Tengah Ancaman Trump, Raja Charles Akan Buka Sidang Parlemen Kanada

Trump, yang sebelumnya mencabut pembatasan pengiriman senjata ke Israel dan mendukung perang genosida di Gaza, kini tampaknya mengambil jalur yang berbeda dari Netanyahu.

Ketika Iran yang saat ini tertekan akibat sanksi AS dan kehilangan banyak jaringan proksi regional, Netanyahu memandang saat ini menjadi momentum strategis untuk melancarkan serangan militer ke fasilitas nuklir Iran.

Namun, Trump ternyata lebih mendorong pendekatan diplomatik.

Baca Juga: Presiden AS Donald Trump Kejar "Pelucutan Total" Program Nuklir Iran

“Kami belum membuat keputusan,” ujar Trump pada Rabu lalu, ketika ditanya apakah AS akan mengizinkan Iran mempertahankan program pengayaan uranium untuk tujuan sipil dalam perjanjian nuklir baru.

Ia memberi sinyal terbuka untuk bernegosiasi dengan Teheran, hal yang membuat frustrasi para pejabat Israel yang menentang kesepakatan apa pun yang masih memberikan Iran kapasitas pengayaan. “Mereka khawatir terhadap kesepakatan apa pun,” ujar seorang pejabat AS kepada NBC News.

Pemerintah Netanyahu secara terbuka menyatakan bahwa mereka mengharapkan AS menolak hasil akhir apa pun selain pembongkaran total infrastruktur nuklir Iran. Namun, menurut sejumlah sumber, pemerintahan Trump terus menjajaki opsi untuk perjanjian baru.

Baca Juga: Sinyal Kuat dari Pemilu Australia dan Kanada: Trumpisme Kian Dijauhi?

Frustrasi Israel meningkat

Halaman:

Berita Terkait