Politisi Thailand, Pita Limjaroenrat: Konsistensi Kunci Pemimpin Raih Kepercayaan Publik
- Penulis : Mila Karmila
- Kamis, 01 Mei 2025 05:00 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Politisi dan mantan pemimpin Move Forward Party (MFP) Thailand, Pita Limjaroenrat menilai, konsistensi menjadi salah satu kunci agar pemimpin negara dapat meraih kepercayaan publik.
Pernyataan tersebut disampaikan Pita Limjaroenrat saat menjadi pembicara tunggal dalam diskusi publik yang diadakan oleh organisasi independen dan non-partisan berbasis akar rumput, Foreign Policy Community of Indonesia, di Jakarta, Rabu, 30 April 2025.
“Jika Anda konsisten dengan pesan yang disampaikan, dan transparan dalam setiap pengambilan keputusan, mungkin Anda tidak langsung menemukan jawabannya, tetapi jika Anda terbuka dalam cara berpikir dan cara menyusun argumen, serta bertanggung jawab atas setiap ucapan Anda, saya rasa itulah inti dari kepercayaan,” kata Pita Limjaroenrat.
Baca Juga: Negara-negara di Kawasan Asia Tawarkan Bantuan untuk Myanmar dan Thailand yang Dilanda Gempa
Limjaroenrat menuturkan, pemerintah harus senantiasa memberikan informasi kepada publik secara terbuka, dan hanya dengan cara itu kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah bisa dibangun.
“Namun jika tidak ada integritas politik dan tidak ada akuntabilitas politik, maka itu adalah bagian dari beban yang harus Anda tanggung, yakni tidak dipercaya oleh rakyat, karena Anda pantas mendapatkannya,” ucapnya.
Lebih lanjut politisi tersebut menilai bahwa seorang pemimpin harus mampu menjadi titik temu antara politik internasional dan politik domestik, mampu menjadi titik temu antara sektor publik dan sektor swasta, serta menjadi titik temu antara generasi sebelum dan generasi sesudah.
Baca Juga: Presiden Prabowo: Indonesia Siap Dukung Pemulihan Gempa Thailand dan Myanmar
Ia pun berbagi pengalamannya sebagai mantan pemimpin partai yang berhasil memenangi suara terbanyak dalam pemilu Thailand 2023, namun gagal menjadi perdana menteri akibat konflik politik.
Sebagai kandidat pemimpin negara saat itu, ia mengerti keinginan swasta akan penyederhanaan aturan pemerintah. Di sisi lain, ia juga paham bahwa kebijakan tertentu bisa disukai atau tidak disukai oleh pihak swasta.
Selain itu, sebagai politisi berusia 44 tahun, ia diapit oleh generasi pendahulunya — yang bisa dia mintai nasihat dan pengalaman — dan generasi yang lebih muda yang merupakan generasi pemilih pemula serta memiliki sentimen berbeda generasi sebelumnya.
Baca Juga: Nissan Indonesia Tanggapi Kabar Merger dengan Honda dan Penutupan Pabrik di India dan Thailand
Oleh karena itu Limjaroenrat menilai, seorang pemimpin harus memiliki kerendahan hati yang disertai dengan ketulusan, serta kemampuan untuk beradaptasi sambil menerima kritik. Namun, di saat dunia sedang bergerak menuju suatu tatanan dunia baru, masih banyak negara yang beroperasi dengan konsensus lama.
“Karena alasan itulah, saya merasa tipe pemimpin seperti itulah yang dibutuhkan dunia saat ini. Dan itulah yang saya usahakan untuk menjadi. Saya belum sempurna, tapi itulah yang saya perjuangkan — menjadi titik temu dari konsensus baru untuk dunia yang baru,” ujar dia.***