Civil Society Indonesia Bisa Manfaatkan Teknologi Pembebasan sebagai Sarana Pencerahan Publik
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 19 September 2022 17:35 WIB
Tantangannya adalah bagaimana civil society bisa kreatif menciptakan konten-konten yang informatif, penting, bermakna, dan bermanfaat bagi kepentingan publik. Ini kita namakan pesan-pesan yang mencerahkan, dan media civil society itu akan menjadi sarana pencerahan publik.
Untuk itu civil society di Indonesia bisa belajar dari contoh-contoh civil society di luar negeri, yang telah sukses memanfaatkan teknologi pembebasan ini sebagai sarana pencerahan publik. Kita sebutkan di sini sedikit contoh.
Misalnya, Channel Crash Course, yang subscribernya mencapai 13,8 juta dan memiliki koleksi 1.400 video. Channel ini menyampaikan ilmu pengetahuan yang dikemas dalam format video pendek berdurasi 6-15 menit dan 2-4 menit (untuk anak-anak).
Baca Juga: Alami Benturan Keras, Kiper Timnas Indonesia U20 Cahya Supriadi Langsung Dibawa ke RS
Original release channel ini adalah sejak 2 Desember 2011 sampai sekarang. Ilmu pengetahuan yang disampaikan itu, misalnya, soal sejarah dunia, peradaban tua Mesopotamia, Mesir, Persia, dan Yunani.
Contoh kedua, channel Ted Talks. Isinya adalah kumpulan pidato, ceramah atau diskusi yang berkualitas. Channel ini subscribernya mencapai 21,8 juta dan memiliki koleksi 4.000 video. Ted Talks mulai muncul pada Juni 2006.
Pada Desember 2020, ada 3.500 video yang bisa ditonton gratis di situs web TED.com.
Pembicara di video itu adalah tokoh-tokoh hebat, seperti: Bill Clinton, Elon Musk, Stephen Hawking, Sam Harris, Sharukh Khan, Bill Gates, Boni, Jeff Bezos, Julian Assange, Al Gore, Billy Graham, Sting, dan lain-lain.
Baca Juga: Cahya Supriadi Jadi Trending Topik Twitter
Ketiga, channel Big Think, yang memfasilitasi pembelajaran online melalui cuplikan-cuplikan pengetahuan. Subscribernya mencapai 4,21 juta dan memiliki koleksi 8.700 video. Pada 2012, akun ini sudah melampaui 20 juta views.