Berbincang Dengan Yasmeen Ahmad, Perempuan Muslim Ahli Data Google
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Selasa, 15 April 2025 08:40 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Pada presentasinya di perhelatan Google Cloud Next 2025, di Mandalay Bay, Las Vegas, Rabu, 9 April 2025 waktu setempat, Yasmeen Ahmad mencuri perhatian dengan tampilan hijab dan menunjukkan inovasi mutakhir yang menghadirkan kecerdasan buatan (AI) ke dalam platform data.
Yasmeen Ahmad yang menjabat Managing Director Data and Analitycs Google Cloud itu mendemonstrasikan proses rekayasa data, yang dulunya memakan waktu berbulan-bulan, hanya dalam beberapa menit dengan menggunakan BigQuery.
Gemini dan Vertex AI telah menjadikan BigQuery sebagai platform data science yang lengkap. Presentasi Yasmeen Ahmad tersebut menunjukkan bahwa data bukan lagi hanya untuk disimpan atau diakses. Masa depan data dengan campur tangan AI adalah bekerja berdampingan dengan agen-agen cerdas.
Baca Juga: Google Tingkatkan Kapasitas, Gemini Live Kini Mampu Bercakap dalam Bahasa Indonesia
“Saya di sini ingin menunjukkan masa depan ilmu data, dibuat menjadi semakin mudah, yakni dengan BigQuery, Colab dan Vertex AI yang didukung oleh Gemini,” kata Yasmeen.
Yasmeen menampilkan bahwa inovasi baru tersebut bisa menganalisis, misalnya, penyebab terjadinya penurunan arus kas pada bulan tertentu dan hasilnya akan langsung keluar.
Agen juga bisa menggabungkan data faktur, penjualan, dan audiens dari semua sumber ke dalam satu tabel data multimodal menjadi tampilan terpadu dalam seketika.
Baca Juga: Berantas Judi Online, Kementerian Komunikasi dan Digital Gaet Google Hingga Meta
Contoh gebrakan lainnya adalah kemampuan menganalisis data tak terstruktur, misalnya dokumen dalam bentuk pdf. Tanpa perlu meninjau setiap PDF, kini orang bisa secara otomatis mengekstrak informasi penting dan mengelompokkannya.
ANTARA berkesempatan mewawancari perempuan asal Skotlandia tersebut di sela ajang Google Cloud Next 2025 itu. Ia mengungkapkan bahwa inovasi Google Cloud memungkinkan data tak terstruktur dan terstruktur bisa ditangani dengan menanamkan AI di platform.
“Secara historis, tim data tidak menganalisis data tak terstruktur. Mereka tidak menganalisis pdf atau gambar atau dokumen karena terlalu sulit. Jadi bagi kami sangat menarik untuk dapat menghadirkan data tak terstruktur ke dunia data analitik yang belum pernah dilakukan bisnis-bisnis sebelumnya,” kata Yasmeen.
Baca Juga: Bobby Kertanegara si Kucing Peliharaan Presiden Prabowo Raih Penghargaan dari Google Indonesia
Menurut dia, pengembangan platform data ke AI otonom yang didukung oleh BigQuery ini antara lain menjadi agen khusus untuk setiap pengguna karena kemampuannya merekayasa data. Sehingga bisa meningkatkan efisiensi waktu serta produktivitas tim.