DECEMBER 9, 2022
Puisi

Puisi Rusmin Sopian: Lelaki itu, Dulu, Sekarang dan Yang Akan Datang

image
Ilustrasi tokoh yang meninggal (Foto: satrio)

ORBITINDONESIA.COM - Dulunya lelaki itu perkasa. Popularitasnya menjunjung langit. Tidak ada yang tidak kenal dirinya. Semua orang mengenalnya. 

Tidak ada yang tidak dibantunya. Tidak ada yang tidak ditolongnya dengan ikhlas. Semua dibantunya dengan keikhlasan. 

Tanpa kamera. Tanpa pemberitaan. Tanpa ornamen pencitraan diri. Hanya keikhlasan yang terpatri dalam niat tulusnya.
"Semoga bermanfaat," ujarnya seraya menyerahkan bungkusan berisikan sembako untuk kaum miskin.
"Semoga berguna," ucapnya seraya menyelipkan lembaran uang kepada kaum fakir.

Baca Juga: Cerpen Rusmin Sopian: Matinya Tukang Kritik 

Kini, lelaki itu menjauh dari keramaian. Meminggirkan diri. Menepi. Jauh dari hiruk pikuk kehidupan manusia. Meninggalkan baju kegemerlapan dunia.

Apakah dia bahagia?
Apakah dia gembira?
Apakah dia senang?

Hanya Tuhan yang Maha Pengampun tahu dengan dirinya.
Hanya Allah SWT yang mengetahui dirinya.

Baca Juga: Cerpen Rusmin Sopian: Sujud Terakhir Sang Jagoan

Sekarang, dia menunggu malaikat pencabut nyawa menghampirinya.
Dan dia sudah siap menanti kedatangan Izrail.
"Aku menunggu kedatangan malaikat pencabut nyawaku," desisnya.

Air wudhu mengaliri seluruh tubuhnya. Dari rambut hingga ujung kaki.

Dan dari corong pengeras suara masjid, terdengar namanya disebut sebagai manusia yang wafat.
"Innalilahi wa Innailaihi Roji'un," ucap para warga yang mendengar kematiannya.
"Beliau orang baik," ucap seorang warga.
"Beliau banyak membantu," kata seorang warga.
"Beliau penolong," jelas warga yang lainnya.

Baca Juga: Puisi Rusmin Sopian: Paradoks Kehidupan

Dan dia telah terbaring dalam tanah dengan kesendiriannya untuk menunggu waktu dibangkitkan di Hari Kiamat.
Al Fatihah...

Halaman:

Berita Terkait